Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin meningkat di 2023. Prediksi itu mengacu pada rencana kedua negara mengerahkan senjata nuklir untuk unjuk kekuatan.
"Tahun ini bisa menjadi tahun krisis dengan ketegangan militer di semenanjung Korea melampaui apa yang terjadi pada 2017," kata Peneliti Senior di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional, Hong MinMin dilansir dari DW, Selasa (3/1).
Menurut dia Pyongyang mempercepat penggandaan hulu ledak nuklir berikut rudal antarbenua (ICBM) tahun ini. Sementara tetangganya mengajak Amerika Serikat (AS) melakukan latihan militer bersama menggunakan senjata pemusnah massal.
"Sikap garis keras Korea Utara dan pengembangan senjata secara agresif dalam menanggapi latihan perang bersama Korea Selatan-AS dan respons yang proporsional, dapat meningkatkan ketegangan dalam sekejap," terangnya.
Dia menilai pertempuran dapat meletus di Semenanjung itu hanya dengan pemantik kecil seperti kesalahpahaman. Sebab kedua Korea telah sama-sama membangun kecurigaan akan menjadi sasaran serangan.
Terpisah, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan negaranya dan AS sedang mempertimbangkan rencana latihan bersama menggunakan aset nuklir Washington. Gagasan ini muncul karena meningkatnya ancaman dari Korea Utara.
"Senjata nuklir itu milik Amerika Serikat, tetapi perencanaan, pembagian informasi, latihan, dan pelatihan harus dilakukan bersama oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat," katanya.
Pernyataan Yoon diumumkan di tengah meningkatnya ancaman dari Korea Utara. Dia juga menegaskan upaya untuk mempertahankan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir masih penting dilakukan.
Ketegangan antara kedua negara Korea kembali meningkat sejak Yoon berkuasa. Yoon juga mendesak militer untuk mempersiapkan perang dengan kemampuan luar biasa setelah drone Korea Utara menyusup terbang ke Selatan pada pekan lalu.
Pada pertemuan Partai Buruh yang berkuasa pada pekan lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un meluncurkan program militer baru. Dia menyebut Korea Selatan sekarang telah menjadi musuh yang tidak diragukan lagi bagi Korea Utara.
Pada hari Minggu (1/1), Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya. Sehari sebelumnya, Pyongyang telah meluncurkan tiga rudal balistik. (DW/OL-12)