PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) membatalkan pelayaran kapal KM Wilis yang berangkat dari Makassar, Sulawesi Selatan, menuju Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Senin (26/12) malam, akibat cuaca buruk.
Manajer Komunikasi PT Pelni (Persero) Ditto Pappilanda menjelaskan, kapal tersebut memiliki muatan kecil atau ro-ro (roll-on/rol-off).
"Adanya cuaca buruk dan gelombang laut yang tinggi berdampak pada pelayaran kapal terkecil di tipe 500 pax/ro-ro, seperti KM Wilis. Semalam batal diberangkatkan menuju Labuan Bajo," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (27/12).
Penyeberangan kapal tersebut akan dilanjutkan menunggu cuaca kembali membaik dan setelah mendapatkan izin operasi dari Kesyahbandaran melalui Maklumat Pelayaran.
"Di lapangan, Pelni wajib mendapatkan izin berlayar yang dikeluarkan oleh Kesyahbandaran," kata Ditto.
Untuk kapal penumpang, Pelni memiliki tiga tipe kapal dilihat dari segi ukuran. Yang terbesar dengan ukuran 1.000 pax dan 2000 pax, Ditto menyakinkan kapal muatan itu dapat berlayar secara aman meski ada cuaca buruk. Hal ini karana berbedanya dengan ukuran kapal kecil.
Dihubungi terpisah, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Mugen S Sartoto mengatakan, kebanyakan angkutan penyeberangan yang terpengaruh akibat cuaca buruk selama libur natal dan tahun baru (nataru) ini.
Pihaknya telah memerintahkan kepada seluruh syahbandar apabila kondisi cuaca membahayakan keselamatan pelayaran, maka tidak menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar atau SPB,
"Syahbandar se-Indonesia ini kan beda-beda kondisi cuacanya di tiap wilayahnya. Jadi diserahka ke syahbandar setempat soal perizinan berlayar," jelasnya saat dikonfirmasi wartawan.
Mugen menyampaikan untuk pelayaran yang dibatalkan selama nataru tahun ini bersifat dinamis dengan melihat perkembangan cuaca. Sehingga belum didapat data yang akurat berapa banyak jumlah pelayaran yang dibatalkan hingga saat ini.
"Belum ada laporan ke kami secara pasti. Harus dicek dulu ke perusahaan-perusahan pelayaran," pungkasnya. (OL-12)