20 December 2022, 22:30 WIB

Perayaan Natal Luring Bisa 100%, KWI: Tetap Patuhi Protokol Kesehatan


Faustinus Nua | Humaniora

Antara
 Antara
Ilustrasi

PEMERINTAH telah mengeluarkan izin perayaan Natal 2022 bisa dilaksanakan secara luring dengan kapasitas mencapai 100% dengan alasan kondisi pandemi covid-19 yang sudah membaik. Meski begitu, protokol kesehatan harus tetap menjadi prioritas.

Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Paulus Christian Siswantoko menyampaikan apresiasi atas kebijakan pemerintah tersebut. Dengan izin tersebut, Gereja Katolik bisa merayakan Ekaristi Natal 2022 dengan umat yang lebih banyak dari pada tahun-tahun sebelumnya.

Meski demikian, KWI mengimbau agar umat Katolik tetap waspada dengan adanya penurunan virus covid-19. Menurut Siswantoko, saat ini pandemi belum benar-benar berakhir.

"Tentu kebijakan ini perlu ditanggapi umat Katolik agar tetap waspada terhadap penyebaran covid-19 karena kita kan belum benar-benar selesai dari pandemi. Maka dengan jumlah atau kehadiran umat Katolik yang lebih banyak itu jangan sampai menjadi tempat penularan covid-19 baru," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (20/12).

KWI meminta umat Katolik untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker secara benar, membawa hand sanitizer dan sebagainya. Sehingga ibadah Natal betul-betul bisa membawa kegembiraan, sukacita dan tidak menjadi tempat penyebaran covid-19.

"Jangan sampai kegembiraan sukacita Natal membuat kita lupa untuk membentengi diri kita dari covid-19 yang tidak kelihatan ini. Maupun juga lupa untuk membentengi orang lain, istri anak sesama umat yang lain yang beribadah di gereja," tegas Siswantoko.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sesuai surat edaran Kemenag, KWI sudah menyampaikan kepada para Uskup di seluruh Indonesia. Selanjutnya, para Uskup akan memberi informasi kepada para pastor di wilayahnya agar memberi instruksi yang sama ke umat.

Perayaan Natal 2022, kata Siswantoko menjadi momentum umat Katolik untuk bangkit dari berbagai macam situasi negatif akibat pandemi. Semangat baru dan optimisme perlu dibangun untuk menyongsong masa depan bersama yang lebih baik.

Natal juga harus menjadikan umat Katolik lebih solider. "Kan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia, dia peduli pada umatnya. Kemudian umat Katolik juga harus peduli dengan sesamanya yang mungkin masih menderita, masih membutuhkan. Inilah saatnya orang Katolik bergandengan tangan bersama siapapun itu. Tanpa memandang perbedaan agama atau suku bangsa kalau bisa kita ajak berjalan bersama, bisa kita beri kasih, berilah," tandasnya. (H-2)

 

BERITA TERKAIT