PERTUMBUHAN pesat sedang dialami oleh Industri kosmetika di Indonesia karena permintaan masyarakat terkait hal-hal kecantikan semakin tinggi.
Data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tercatat industri kosmetika mengalami kenaikan jumlah perusahaan hingga 20,6% per September 2022.
Salah satu pelaku pelaku industri kosmetika yang tergolong cukup lama, Jasper Skincare menyadari pertumbuhan ini sehingga mereka semakin giat berinovasi dan beradaptasi.
“Pandemi kemarin membuat kami memberikan berbagai layanan berbasis online bagi para konsumen sehingga Jasper Skincare bisa survive dan tetap mempertahankan 12 cabangnya,” ujar Dokter Penanggung Jawab Klinik Jasper Skincare dr. Inge Yuliana pada awak media, Jumat (12/09).
Jasper Skincare melakukan seluruh service saat pandemi melalui online seperti kerja sama dengan transportasi berbasis online untuk mengantarkan produk, layanan telemarketing, dan konsultasi rutin dengan dokter.
Baca juga: Gelar 'Activation Branding' di Stasiun MRT, Hanasui Hadirkan Para Pesohor
“Hal ini kami lakukan agar para konsumen tetap mendapatkan service optimal dari Jasper Skincare," ucapnya.
"Kami sangat antusias melihat pertumbuhan dalam industri ini, bahkan akan lebih baik jika industri ini juga berpartisipasi membangkitkan ekonomi masyarakat yang sempat terjun karena pandemi kemarin khususnya bagi para wanita berkeluarga,” jelas dr.Inge.
Dalam merespons pertumbuhan industri kecantikan di Tanah Air, dr. Inge mengatakan Jasper Skincare menanamkan value bahwa industri ini dapat membantu perekonomian wanita yang membutuhkan pekerjaan.
Pasalnya bisnis kecantikan dan kosmetik merupakan bisnis yang paling banyak mempekerjakan wanita.
“Selain karena kecantikan selalu identik dengan seorang wanita, bisnis ini juga memiliki beban pekerjaan yang lebih ringan dan waktu yang fleksibel sehingga wanita yang sudah berkeluarga masih bisa menikmati waktu bersama keluarganya setelah bekerja,” kata dr. Inge.
Bahkan, menurut dr.Inge, bisnis di dunia kecantikan ini juga terbukti tahan terhadap ancaman ekonomi.
“Seperti saat pandemi Covid-19 kemarin, Jasper Skincare bisa mempertahankan sebanyak 12 cabang di saat banyak bisnis lain yang berguguran,” tuturnya.
Hal ini, kata dr.Inge, bisa terjadi karena para sebagian besar wanita lebih mementingkan kecantikan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka.
“Tidak hanya itu, dalam dunia kecantikan selalu ada rasa kebersamaan dan topik yang tidak ada habisnya karena kesamaan minat,” tambah dr. Inge.
dr. Inge mengatakan, sampai sekarang, Jasper Skincare ramai dikunjungi karena sistem marketing akar rumput.
"Jadi, apabila pelanggan puas dengan service yang sudah Jasper berikan, maka mereka akan mengajak orang terdekatnya untuk ikut merasakan," tuturnya. (RO/OL-09)