PT TRANSPORTASI Jakarta (Transjakarta) berencana menjadikan Halte Hotel Indonesia (HI) dan Halte Lebak Bulus sebagai proyek percontohan (pilot project) halte yang ramah bagi pelanggan difabel.
Direktur Pengembangan dan Pelayanan PT Transjakarta, Lies Permana Sari, mengatakan, ada beberapa sarana dan prasarana di kedua halte itu akan segera disesuaikan agar ramah bagi difabel.
"Insklusifitas Transjakarta juga kami lakukan dengan beberapa upaya dan beberapa realisasi," ujarnya, di Halte CSW, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (20/11).
"Nantinya, di Halte Lebak Bulus dan rencananya di Halte HI, itu akan menjadi pilot project halte Transjakarta yang ramah untuk para pelanggan difabel," lanjutnya.
Menurut Lies, sejumlah penyesuaian sarana prasarana di kedua halte itu adalah penyediaan huruf braile.
Kemudian, lanjutnya, PT Transjakarta juga akan menyediakan fasilitas bahasa isyarat (sign language) di Halte Lebak Bulus dan Halte HI.
"Kami akan menyiapkan fasilitas huruf braile, kemudian juga fasilitas sign language sehingga teman-teman difabel dapat merasakan keberpihakan atau inklusifitas dari halte-halte Transjakarta," ungkap Lies.
Dia menambahkan, sebanyak 79 persen petugas Transjakarta di lapangan telah dibekali pemahaman soal melayani para pelanggan difabel.
Dengan demikian, menurut Lies, mayoritas petugas Transjakarta berkapasitas untuk mendampingi para pelanggan difabel.
Pembekalan pemahaman itu dilakukan agar Transjakarta mampu menyediakan pelayanan yang inklusif.
"Sebanyak 79 persen petugas layanan operasi kami di lapangan sudah mengerti bagaimana cara meng-handle dan mendampingi pelanggan difabel. Jadi, ini yang terus kami konsisten lakukan sebagai bentuk pelayanan dari Transjakarta," jelas Lies.
Sebagai informasi, PT Transjakarta hingga kini masih melanjutkan pengerjaan Halte HI. Anjungan dari halte ini pun sempat menuai konflik karena dinilai menghalangi visual terhadap Monumen Selamat Datang di Bundaran HI yang tergolong obyek diduga cagar budaya (ODCB). (OL-12)