01 November 2022, 09:31 WIB

Komitmen Dorong Ketahanan Kesehatan Nasional, IndoHCF Gelar IHIA VI-2022


mediaindonesia.com | Humaniora

Ist
 Ist
Indonesia Healthcare ForumĀ (IndoHCF) kembali menggelar ajang Healthcare Innovation Awards (IHIA) VI - 2022.

Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF) kembali menggelar ajang pentas inovasi karya anak bangsa di bidang kesehatan, Indonesia Healthcare Innovation Awards (IHIA) VI - 2022.

Tahap pendaftaran peserta IHIA VI-2022 telah dimulai sejak 1 April - 15 September 2022, dan saat ini telah memasuki tahap 10 besar.

IndoHCF sebagai Corporate Social Responsibilty (CSR) PT IDS Medical Systems Indonesia (idsMED Indonesia), pertama kali menyelenggarakan ajang bergengsi ini pada tahun 2017.

Acara ini merupakan bentuk apresiasi kepada instansi/pemda, individu/kelompok perorangan, akademisi dan berbagai pihak lainnya yang telah berhasil menjalankan program-program peningkatan pelayanan kesehatan.

Indonesia Healthcare Innovation Awards VI-2022 (IHIA VI-2022) memberikan penghargaan dalam lima kategori yaitu Inovasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS, Inovasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu atau SPGDT, Inovasi Mutu Pelayanan Kesehatan, Inovasi Alat Kesehatan atau ALKES, dan Inovasi IT Kesehatan.

Ketua Umum IndoHCF, Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS, mengatakan terus berlangsungnya IHIA hingga tahun ke-6 ini menjadi bukti komitmen IndoHCF untuk turut memacu perkembangan pengembangan positif dalam inovasi dan teknologi di bidang kesehatan yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

“Dua tahun terakhir, meski dunia dihantam Pandemi Covid-19, IndoHCF tetap menyelenggarakan IHIA dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia,” paparnya dalam keterangan, Selasa (1/11).

Baca juga: DPR Dorong Keluarga Korban Gagal Ginjal Akut Lakukan Class Action

Supriyantoro menyebut, terdapat kategori Inovasi Alat Kesehatan dalam penghargaan yang diberikan.

Langkah ini diharapkan mendorong inovasi dan perkembangan teknologi alat kesehatan dalam negeri guna mengurangi ketergantungan produk kesehatan impor, sekaligus dapat meningkatkan daya saing produk alat kesehatan dalam negeri.

Selain itu, lanjut Supriyantoro, juga sebagai bentuk dukungan terhadap Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Yang mana khusus alat kesehatan, pemerintah menargetkan 60% produksi alat kesehatan dalam negeri menggunakan komponen lokal.

Target tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa alat kesehatan di Indonesia baik yang sudah jadi maupun bahan bakunya masih di dominasi impor.

“Kami yakin kedepan, perlahan namun pasti Indonesia mampu memproduksi alat-alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Dengan begitu, ketahanan kesehatan dan kemandirian bangsa di bidang kesehatan dapat terwujud,” imbuhnya. (RO/OL-09)

 

 

BERITA TERKAIT