KEGIATAN bermain sepak bola antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan di Stadion Madya, Jakarta, pada Selasa (18/10) malam, menuai kritikan.
Sejumlah pihak menilai kedua petinggi di sektor sepak bola tersebut tidak mempunyai empati. Tepatnya, ketika Indonesia tengah berduka akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, yang menelan 133 korban jiwa.
Setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Infantino bertemu dengan pengurus PSSI. Awalnya mereka membahas sejumlah upaya transformasi sepak bola nasional, kemudian dilanjutkan dengan menggelar fun football seuusai pertemuan.
Baca juga: Pesan Presiden FIFA ke PSSI: Situasi akan Mereda
Beberapa foto kegiatan itu lalu diunggah PSSI melalui akun Twitter resmi, yakni @PSSI. Unggahan tersebut kemudian mendapat berbagai respons, termasuk dari anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), yaitu Laode M. Syarif dan Akmal Marhali.
"Menari di atas pusara yang masih basah dari 133 korban Kanjuruhan, tolong berempati dan bertanggung jawab. Di mana hati dan pikiran jiwamu?" cuit Laode sambil menandai Infantino, Iriawan dan PSSI dalam Twitter.
Baca juga: TGIPF: Sekarang Tinggal Kesadaran dari PSSI
Sementara itu, Akmal yang sejak awal berharap Infantino bersama sejumlah pejabat PSSI bertandang ke Malang, untuk menyampaikan rasa duka secara langsung. Namun, dia merasa kecewa karena hal tersebut tak dilakukan.
"Tadinya, saya berpikir @PSSI mengajak @FIFAcom berkunjung ke Malang, untuk berempati dan simpati kepada keluarga 133 korban meninggal #TragediKanjuruhan. Entah siapa yang menginisiasi, tetiba memilih bersenang-senang dengan fun football di saat tanah kubur masih basah. Di mana nuraninya?" bunyi cuitan Akmal.
Presiden Madura United Achsanul Qosasi juga mengkritik cara FIFA dalam bersimpati soal tragedi Kanjuruhan, yang dinilai sangat tidak elok. Achsanul bahkan menyebut FIFA bergegas untuk meninggalkan Indonesia.(OL-11)