13 October 2022, 11:20 WIB

Banjir di Sigi Putuskan Jalan dan Hanyutkan Rumah Warga


Mitha Meinansi | Nusantara

MI/Mitha Meinansi
 MI/Mitha Meinansi
 Jalur transportasi utama Palu-Kulawi tergerus air hingga terputus dan tidak bisa dilalui, Rabu (12/10/2022)

HUJAN yang turun selama beberapa jam di Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengakibatkan debit air sungai menjadi tinggi. Luapan air sungai menyebabkan banjir, dan mengakibatkan jalur transportasi utama Palu-Kulawi tergerus air hingga terputus.

Selain jalan putus, banjir juga menyebabkan satu rumah warga hanyut terbawa arus, pada Rabu (12/10) pagi. Sementara satu rumah warga lainnya terendam air dengan  ketinggian mencapai hingga 1 meter. Mereka awalnya sempat menyelamatkan barang-barang rumah tangganya yang diungsikan ke rumah keluarga.

"Tiba-tiba saya tertidur di rumah tetangga. Pas paginya saya kaget dibangunkan sama semua orang, sudah ramai di halaman rumah, mereka bilang kalau air dibelakang rumah saya sudah besar. Tidak sampai setengah jam kemudian rumah saya sudah terbawa air," aku Nurlina (42),
salah seorang korban banjir, Kamis (13/10).

Menurut Nurlina, sejak malam hari rumahnya sudah digenangi air. Ia lantas berkemas dan mengungsikan barang-barang rumah tangganya ke rumah saudaranya.

"Pertama rumah masuk air. Setelah itu saya siap-siap kumpul barang. Saya turunkan semua barang dari rumah, dan semakin lama semakin besar airnya, deras. Makin lama makin dekat rumah. Saya panik dan cepat-cepat turunkan barang-barang," ujar Nurlina.

Namun kondisi itu sempat tidak berlangsung lama, karena sekitar dua jam kemudian air mulai surut. "Air mulai surut. Saya sedikit tenang, karena saya liat air sudah turun, sudah jauh sedikit dari pondasi rumah. Setelah itu saya tidurkan anak saya dirumah tetangga, dan saya juga tertidur," tuturnya.

Karena lelah, Nurlina tertidur lelap. Pagi harinya ia terbangun setelah dibangunkan para tetangganya yang sudah ramai berkumpul, karena melihat air semakin deras. Beberapa waktu kemudian Nurlina menyaksikan arus sungai yang membawa rumahnya.

"Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Saya hanya bisa menatap dengan pasrah. Sudah kehendak Allah, kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi," ucap Nurlina.

Sebanyak dua kepala keluarga terpaksa mengungsi akibat banjir tersebut. Empat unit alat berat dikerahkan untuk membuka jalur air dan mengantisipasi arus sungai meluap.

Sementara korban yang saat ini mengungsi di rumah keluarga, berharap mendapatkan bantuan, terutama dari Pemerintah Daerah setempat, serta pihak lain yang bersedia memberikan bantuan yang paling dibutuhkan saat ini, termasuk bantuan rumah tinggal. (OL-13)

Baca Juga: Tol Sumatra Sibanceh Dilengkapi Terowongan Satwa Liar dan Gajah

BERITA TERKAIT