09 October 2022, 16:10 WIB

Ribuan Umat Buddha di Myanmar Rayakan Festival Bulan Purnama


Adiyanto | Weekend

AFP
 AFP
Ribuan umat Buddha memadati Pagoda Shwedagon di Myanmar, Minggu (9/10)

Ribuan umat Buddha memadati Pagoda Shwedagon di Myanmar, Minggu (9/10). Kunjungan mereka untuk merayakan festival Thadingyut, sebagai penanda bulan Purnama. Sebagian pengunjung berdoa untuk keselamatan negara yang baru saja jatuh ke dalam kekacauan akibat kudeta tahun lalu.

Festival tiga hari ini menandai turunnya Buddha dari surga dan biasanya ditandai dengan pertunjukan kembang api yang meriah, dengan lilin dan lentera warna-warni menerangi jalan-jalan dan rumah-rumah. Kerumunan orang di pagi hari berbaris di pusat komersial Yangon untuk berdoa di Pagoda Shwedagon yang berlapis emas.

Tempat ini merupakan situs Buddhis paling penting di Myanmar. Kerumunan orang berdesakan bahu-membahu untuk menaiki eskalator dan menaiki struktur runcing yang mendominasi cakrawala kota terbesar di negara itu. Di dalam kompleks utama, kerumunan orang berjalan tersendat karena beberapa orag berhenti untuk berfoto selfie, menyalakan lilin, atau membakar dupa. Yang lain berdiri di samping untuk berdoa dengan tenang.

"Kami belum datang ke sini selama bertahun-tahun dan jadi kami meninggalkan rumah lebih awal untuk menghindari keramaian tetapi sudah ada banyak orang di pagoda," kata seorang pria dari kota Thone Gwa Yangon yang tidak mau menyebutkan namanya. "Saya pikir orang-orang berjuang dalam kehidupan sehari-hari mereka dan mereka ingin keluar dari rumah," ujartnya kepada AFP.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi pada tahun 2021. Hingga kini pertempuran terus berlanjut di banyak wilayah dan ekonomi yang compang-camping. Untuk memperingati Thadingyut tahun lalu, pihak junta mengumumkan amnesti bagi ratusan pengunjuk rasa yang ditahan sejak kudeta.

Sejauh ini pemerintah militer belum mengumumkan amnesti untuk menandai festival tiga hari tahun ini, yang berakhir pada Senin. "Saya berdoa untuk orang-orang yang terlantar," kata seorang wanita kepada AFP di tengah kerumunan yang bergerak perlahan, meminta untuk tidak disebutkan namanya. "Saya ingin melihat negara kita damai, tetapi yang bisa saya lakukan di hari bulan purnama ini adalah berdoa."  (M-3)

BERITA TERKAIT