PASAR Johar Baru, Kota Semarang, masih sepi pengunjung. Hal itu membuat para pedagang tetap bertahan di pasar relokasi di lahan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Pemantauan Media Indonesia, Kamis (15/9), Pasar Johar Baru sebagai reinkarnasi pasar lama yang terbakar pada tahun 2015 masih sepi pengunjung. Lorong pasar tampak longgar dan pedagang memilih bergerombol bersama pedagang lain untuk ngobrol berbagai topik pembicaraan.
Beberapa kios dan lapak di pasar juga terlihat masih kosong dan tutup meskipun hari telah beranjak siang, tempat parkir di sisi kanan dan kiri pasar juga longgar membuat beberapa tukang parkir memilih duduk-duduk santai.
"Masih sepi dan sebagian masih memilih bertahan di pasar relokasi," ujar Etik, 45, pedagang pakaian di Pasar Johar Baru Kota Semarang
Hal serupa juga diungkapkan Latif, 48, pedagang bumbu dapur di los Pasar Johar bagian selatan, sebagian pedagang masih bertahan di pasar relokasi karena pasar baru masih sepi dan para bakul dari luar kota masih memilih belanja di sana, bahkan ada yang memilih berdagang di dua tempat.
"Dagang di Pasar Johar Baru hanya formalitas agar lapak tidak disegel Pemkot Semarang, sedangkan untuk mencari duit tetap bertahan di pasar relokasi," ucap Latif.
Sementara itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang mulai bertindak tegas terhadap para pedagang di pasar relokasi yang tetap bandel tidak menempati kios dan lapak di Pasar Johar Baru yang sudah didapat dengan melakukan penyegelan.
Baca juga: Pedagang Di Lokasi Relokasi Diminta Kembali Tempati Pasar Johar
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan langkah penyegelan terhadap lapak dan kios di Pasar Johar Baru tersebut karena selama tiga bulan terhitung sejak pembagian tidak ditempati, bahkan jika masih tetap membandel, tetap kosong tanpa aktivitas, tidak menutup kemungkinan dicabut dan diserahkan ke pedagang lain.
Sebanyak 15 lapak selama ini telah disegel, lanjut Fajar Purwoto, namun 11 di antaranya telah dibuka kembali karena pedagang yang berhak atas lapak tersebut telah menempati.
"Kita juga mengalami kesulitan karena data pemilik lapak tersebut tidak jelas," imbuhnya.
Selain melakukan penyegelan, juga dilakukan pendataan kembali dan meminta kepada pedagang untuk memilih bersedia menempati Pasar Johar Baru atau bertahan di Pasar Relokasi di MAJT.
Kepala Bidang Penataan Dinas Perdagangan Kota Semarang Ali Sofyan mengatakan lapak disegel karena sudah tiga bulan tidak ditempati. Secara keseluruhan pada awalnya terdapat 58 lapak disegel, tetapi kemudian pedagang mengurus ke dinas dan berjanji akan menempati.
"Tidak hanya dikosongkan, lapak terpaksa disegel karena ketahuan disewakan kepada pihak lain, padahal sebagaimana diketahui hingga saat ini masih ada ribuan pedagang yang belum mendapat lapak dan menunggu pembangunan pasar di depan Johar selesai," ungkap Ali Sofyan.(OL-5)