ALIANSI Anak Bangsa Pemerhati Pendidikan (AABPP) melaporkan hingga saat ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) belum menarik semua buku PPKn Kelas VII dari peredarannya.
Buku pelajaran yang kontroversial itu memuat penjelasan yang salah terkait agama Kristen Protestan dan Katolik. "Kami masih menerima informasi dari sejumlah sekolah, bahwa buku tersebut belum ditarik," ujar Ketua AABPP Mary Monalisa Nainggolan, Jumat (9/9).
Mary mengungkapkan tidak hanya sekolah di daerah, beberapa sekolah di Jabodetabek juga belum mendapat instruksi yang jelas terkait penanganan kasus tersebut. Kemendikbudristek, lanjut dia, mengabaikan polemik buku PPKN Kelas VII.
Baca juga: Buku Pelajaran Ditarik, DPR: Penyusunan Materi Seharusnya Dikerjakan Secara Ilmiah
Awalnya, Kemendikbudristek berjanji segera menarik buku PPKn dari peredaran dan menggantinya dengan revisi terbaru. “Soal penarikan buku, beda antara janji di awal dengan realisasi. Janji awal, ada penarikan buku fisik selain revisi edisi pdf," pungkasnya.
"Ternyata, sejumlah sekolah disuruh sendiri merobek atau menghilangkan dua halaman yang salah. Lalu mengganti dengan dua halaman edisi revisi yang diunduh sendiri," imbuh Mary.
Sikap Kemendikbudristek, tegas Mary, membuat masyarakat kecewa. Mengingat, masalah terkait agama merupakan sangat sensitif. Apalagi, hal itu dimuat pada buku pelajaran sekolah.
Lebih lanjut, AABPP juga merasa tidak puas dengan jawaban Kemendikbudristek, bahwa kesalahan tersebut bukan kesengajaan. Para penulis hanya diberi sanksi dan tidak dilibatkan lagi dalam penulisan buku pelajaran.
Baca juga: Indeks Pembangunan Literasi di Indonesia Terus Meningkat
“Siapa saja yang kena sanksi? Dua penulisnya, dua penelaah, atau satu editor? Termasuk dokumen apa yang menjamin, bahwa benar penulis tidak akan dilibatkan lagi menulis buku selanjutnya,” cetus dia.
Buku karya Zaim Uchrowi dan Ruslinawati diketahui menyebut Tuhan dalam agama Kristen Protestan dan Katolik adalah Allah, Bunda Maria dan Yesus Kristus, sebagai tiga yang tunggal atau trinitas. Padahal, kedua agama tidak menuhankan Bunda Maria.
Disebutkan pula bahwa kitab sucinya adalah Injil dan hal itu tidak benar. Sebab, Injil adalah bagian dari Alkitab, yang menjadi kitab suci kedua agama.(OL-11)