09 September 2022, 00:15 WIB

Demi Lingkungan, Pemerintah Kota ini Akan Larang Iklan Produk Daging


Devi Harahap | Weekend

AFP/Natalie Behring
 AFP/Natalie Behring
Larangan di Kota Haarlem ini akan menargetkan semua produk daging dari peternakan hingga rantai di hilir untuk bahan makanan cepat saji.

Pemerintah kota Haarlem di Belanda, berencana melarang tayangan iklan produk daging di ruang publik mulai 2024. Kebijakan ini akan menjadikannya sebagai kota pertama di dunia yang menerapkannya, sejalan dengan adanya masalah perubahan iklim yang semakin meningkat.

Pemerintah kota yang memiliki jumlah penduduk 160.000 orang dan terletak di dekat Amsterdam itu telah setuju untuk melarang penayangan iklan daging ternak secara intensif di tempat-tempat umum seperti bus, tempat penampungan, dan tiang-tiang jalanan hingga pasar.

Langkah itu disetujui oleh anggota dewan kota pada November lalu, tetapi kebijakan baru tersebut tidak diketahui publik setelah seorang anggota dewan mengumumkan secara resmi melalui biro iklan.

"Haarlem akan menjadi kota pertama di Belanda, bahkan Eropa, dan dunia yang resmi melarang iklan daging 'buruk' di tempat-tempat umum," kata anggota dewan Partai GorenLinks Ziggy Klazes, seperti dilansir AFP, Rabu (7/9).

Lebih lanjut, Klazes mengatakan bahwa kebijakan tersebut diambil lantaran mempromosikan daging sama seperti "menghasilkan uang dengan menyewakan ruang publik kota untuk produk yang mempercepat pemanasan global", dan hal itu bertentangan dengan politik mereka.

Larangan tersebut akan menargetkan semua produk daging dari peternakan hingga rantai di hilir untuk bahan makanan cepat saji. Namun, pemerintah kota belum memutuskan pelarangan iklan untuk daging jenis organik.

Amsterdam dan Den Haag sebelumnya telah melarang iklan untuk perjalanan udara, mobil berbahan bakar bensin, dan bahan bakar fosil, tetapi sekarang Haarlem akan menambahkan daging pada daftar larangan untuk mencegah peningkatan suhu.


Pro dan Kontra

Larangan tersebut dikritik oleh industri daging Belanda dan beberapa partai politik yang melihatnya sebagai bentuk sensorvdan stigmatisasi terhadap pemakan daging.

"Melarang iklan untuk alasan politik adalah tindakan yang hampir serupa seperti diktator," kata Joey Rademaker, seorang anggota dewan Haarlem untuk partai sayap kanan BVNL dalam sebuah pernyataan.

Badan industri daging Belanda, Centrale Organisatie voor de Vleessector, mengatakan pihak berwenang Haarlem terlalu berlebihan dalam memberi tahu orang-orang apa yang terbaik untuk mereka. Padahal, industri itu baru saja meluncurkan kampanye"Netherlands Meatland" untuk mempromosikan makan daging.

Lebih lanjut, Klazes mengatakan larangan dapat ditentang sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi, maka para anggota Dewan Haarlem masih harus mempelajari masalah hukum sebelum larangan itu bisa berlaku.

"Anda tidak dapat melarang iklan untuk bisnis, tetapi Anda dapat melarang iklan untuk sekelompok produk" untuk kesehatan masyarakat, misalnya seperti iklan rokok," katanya.

Bagi Klazes, pertanian berkontribusi terhadap deforestasi, perubahan iklim dan emisi gas rumah kaca, hingga hilangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem dengan penggunaan air tawar terbanyak.

Sementara itu, Uni Eropa telah menyarankan orang-orang untuk mengurangi konsumsi daging dan produksi susu. Hal itu disebabkan pertanian berkontribusi terhadap deforestasi, perubahan iklim, dan emisi rumah kaca.

Berdasarkan data kantor pusat statistik Belanda, sekitar 95 persen orang Belanda makan daging, 20 persen di antaranya mengonsumsi daging setiap hari.

Saat ini sudah banyak negara lain yang melarang iklan untuk jenis makanan tertentu, termasuk junk food, meskipun  lebih karena  alasan kesehatan daripada perubahan iklim. Misalnya,  Inggris yang melarang iklan televisi untuk makanan yang tinggi lemak, gula, dan garam sebelum pukul 21.00 pada 2023 untuk membantu mengurangi obesitas anak dan Singapura yang melarang iklan minuman manis yang paling tidak sehat. (M-2)

BERITA TERKAIT