KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Sinar Mas, menandatangani nota kesepahaman untuk membangun Persemaian Sriwijaya Kemampo, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) berkapasitas 10 juta bibit per tahun.
Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono dengan Managing Director APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata, disaksikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta.
Menteri LHK Siti Nurbaya pada sambutannya mengatakan, dalam konteks dukungan dan aksi nyata terhadap upaya percepatan proses peningkatan tutupan hutan dan lahan, salah satu kunci pertama dan memegang peranan penting yaitu penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang lebih masif dan terstruktur.
Pembangunan pusat persemaian tersebut dapat dilaksanakan melalui skema Kerj asama Pemerintah dengan Badan Usaha/KPBU atau Public Private Partnership/PPP.
“Lokasi persemaian disiapkan oleh KLHK, bekerja sama dengan Kementerian PUPR untuk dukungan sistem pengairan, karena untuk persemaian faktor ketersediaan air sangat penting, dan untuk konstruksi pembangunannya dikerjakan bersama swasta atau BUMN dalam pola public-private partnership," jelas Menteri LHK.
"Pola ini juga dapat dikembangkan dalam orientasi carbon offset (pelunasan karbon), KLHK sedang membantu memikirkan untuk itu,” ujar Siti.
Pada kesempatan itu ia pun menyampaikan apresiasi kepada Kementerian PUPR dan PT. Sinarmas, Tbk, serta para pihak yang telah bersama-sama berkolaborasi membangun Pusat Persemaian di KHDTK Kemampo.
Baca juga: Delegasi Menteri Lingkungan G20 Kunjungi Program Pemberdayaan Masyarakat di Bali
“Saya tahu persis langkah dan upaya ini tidaklah mudah. Akan tetapi kita tetap harus optimis, dari referensi pembangunan persemaian Rumpin, pembangunan konstruksi akan berlangsung dalam waktu lebih kurang 7 bulan, maka pada bulan Mei 2023 untuk Persemaian Sriwijaya Kemampo sudah bisa mulai produksi bibit dengan target 10 juta bibit per tahun,” kata Siti.
Secara nasional, program pembangunan pusat persemaian yang digagas oleh Presiden Jokowi secara total akan membangun sebanyak 30 unit pusat persemaian di seluruh Indonesia.
Pembangunan persemaian dengan skala besar pada setiap provinsi diarahkan untuk mendukung pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan termasuk reklamasi areal/lahan bekas tambang.
Selain itu juga berkaitan erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespons kondisi global. Pada konteks ini, Indonesia telah menegaskan agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan aksi iklim dalam pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis.
Senada dengan Menteri Siti, Managing Director APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata, menyatakan bibit yang baik dan berkualitas adalah kunci dari keberhasilan penanaman sebuah pohon.
“Hingga saat ini, Kami telah mempelajari dan berpengalaman dalam mengembangkan maupun mengelola Pusat Nursery. Mudah-mudahan dengan pengalaman tersebut," ucap Suhendra,
"Kami dapat memberikan nilai tambah dalam upaya Kita bersama, untuk mempercepat pencapaian target pemerintah Indonesia dalam menghasilkan bibit tanaman hutan dataran rendah dan dataran tinggi, tanaman estetika serta jenis tanaman multipurpose tree species (MPTS) yang berupa tanaman buah-buahan, guna memenuhi alokasi pendistribusian yang tepat sasaran, dalam rangka memenuhi harapan Pemerintah dan kita semua,” terangnya.
Untuk pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Sumatera-Selatan, KLHK telah menyiapkan lahan seluas kurang lebih 6 ha di Kawasan Kemampo, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Bibit yang akan diproduksi meliputi jenis tanaman endemik (Kasturi, Kapul, Ramania, Meranti, Ulin, Gaharu, dll), tanaman estetika (Ketapang Kencana, Pucuk Merah, Tabebuya, Tanjung dll), dan tanaman penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu/HHBK (Duku, Durian, Petai, Jengkol, Alpukat, Sawo, Kemiri, Sirsak dll).
Pada kesempatan sama, Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin menyatakan, pilar-pilar usaha Sinar Mas melalui Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, Sinar Mas Agribusiness & Food,
Sinar Mas Mining beserta sejumlah perusahaan afiliasinya, merasa terhormat dan bangga dapat turut berperan serta aktif dalam mendukung tindakan nyata dan implementasi program pemerintah, guna mengatasi krisis global termasuk dampak dari perubahan iklim, terancamnya keberlangsungan keanekaragaman hayati, pencemaran lingkungan, serta peningkatan sirkuler ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, melalui pembangunan Persemaian Sriwijaya Kemampo.
Di Sumatra Selatan terdapat lahan kritis seluas 709.884 Ha, dengan komposisi lahan kritis berada didalam kawasan hutan seluas 347.034 Ha dan di luar kawasan hutan 362.851 Ha. Luasnya sasaran hutan dan lahan yang perlu dipulihkan ini menjadi salah satu pertimbangan dari dibangunnya persemaian skala besar di provinsi Sumatera Selatan.
Kolaborasi KLHK, PUPR, dan Sinar Mas dalam pembangunan pusat persemaian ini tentu mempercepat tujuan utama inisiatif Presiden RI, Joko Widodo, agar pembangunan ekonomi semakin pesat dan sekaligus program rehabilitasi lingkungan juga terjaga dengan baik. (RO/OL-09)