GERAKAN Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus digiatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Untuk itu mengakselerasi perekonomian Jawa Barat serta mendukung tercapainya visi Jawa Barat menjadi provinsi digital, maka diperlukan program pengembangan ekosistem ekonomi Jawa Barat yang mandiri, produktif dan berdaya saing, salah satunya melalui percepatan digitalisasi komprehensif di berbagai ekosistem.
Kali ini Pemkab Bogor bergandengan dan berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat (Jabar) dan Netzme, meluncurkan Digitalisasi Desa Gunungputri, salah satu desa di Kecamatan Gunung Putri, bagian timur Kabupaten Bogor. Peluncuran dilakukan kemarin, Rabu (24/8).
Dihadiri Anggota DPR RI Komisi XI Primus Yustisio, Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Jeffri D. Putra, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bogor Renaldy Yushab Fiansyah, CEO Netzme Vicky G. Saputra.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Jeffri D. Putra mengatakan BI berkomitmen penuh untuk terus bersinergi dengan pemerintah dalam upaya menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.
Dia menjelaskan kebijakan moneter difokuskan untuk stabilitas (pro-stability), sementara 4 (empat) kebijakan lainnya, yakni makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau terus diarahkan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional (pro-growth).
“Hingga saat ini, UMKM atau penjual yang menggunakan QRIS di Jawa Barat ini jumlahnya sekitar 23% di tingkat nasional atau sekitar 4,3 juta merchant, kemudian pengguna QRIS di Jawa Barat sendiri itu sekitar 5,5 juta pengguna atau 26% dari 24,1 juta pengguna nasional. Jadi semakin sering QRIS digunakan UMKM atau Merchant ini akan memudahkan perbankan menangkap profil UMKM, sehingga akan menambah credit point untuk mengajukan pembiayaan,” ungkap Jeffri.
Bank Indonesia bersama pemerintah pusat dan daerah, serta instansi terkait akan terus memperkuat sinergi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan ketahanan pangan nasional sehingga mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional.
Program ini, nantinya mencakup fasilitas pengelolaan sampah, fasilitas pendukung ketahanan pangan, layanan payment point online banking, digitalisasi bank sampah, UMKM serta sarana prasarana desa.
Dalam pelaksanaan program ini, lanjutnya, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan PT Netzme Kreasi Indonesia (Netzme) yang bergerak di bidang penyedia jasa solusi sistem pembayaran digital dalam implementasi program digitalisasi pada ekosistem desa, antara lain digitasilsasi 922 UMKM, digitasilsasi bank sampah di 23 RW Desa Gunungputri, serta sarana dan prasarana desa 1 masjid, 2 yayasan sosial dan 1 sekolah.
Apresiasi besar ditunjukkan pihak Netzme. Pihaknya menyatakan kebanggaannya bisa berkolaborasi dan mendukung upaya Bank Indonesia dan Pemkab Bogor dalam program digitalisasi pada ekosistem desa.
“Program Desa Digital QRIS Netzme merupakan salah satu bentuk dukungan untuk program 15 Juta Pengguna Baru QRIS dari Bank Indonesia,"ungkap CEO Netzme, Vicky G. Saputra.
Selain itu, lanjutnya, melalui program ini Netzme bertujuan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Salah satu caranya adalah dengan mengajak para petani, pelaku UMKM, warga hingga perangkat desa dan BUMDes yang ada di desa tersebut untuk bertransaksi menggunakan QRIS.
Desa Digital Gunungputri merupakan Desa Digital QRIS Netzme ke-lima. Desa digital QRIS Netzme lainnya adalah Desa Sukaraja (Ciamis), Desa Rambeanak (Magelang), Desa Tawangsari (Boyolali), Desa Jabung (Klaten).
Program unggulan BUMDES Gunungputri adalah Bank Sampah, melalui desa digital ini bank sampah telah terintegrasi ke sistem digital. Iuran yang didapat oleh warga dengan mengumpulkan sampah dibagikan melalui QRIS. Jadi melalui bank sampah ini memanfaatkan sistem QRIS Terminal Netzme (Digitalisasi Bank Sampah).
Kepala Desa Gunungputri Daman Huri mengatakan rasa terima kasihnya dan menyatakan harapan besar akan keberlangsungan program tersebut.
"Terimakasih kepada Bank Indonesia Jawa Barat dan PT Netzme beberapa bulan kebelakang terus membina kami sehingga terwujudnya acara ini dan QRIS yang ada di Desa Gunungputri terus diterima oleh masyarakat,"ungkapnya.
Menurutnya, bukan pekerjaan yang mudah untuk merubah paradigma dan mindset yang biasanya melakukan transaksi tunai akhirnya beralih menjadi non-tunai.
"Masih membutuhkan waktu lagi, dengan segala kekuatan dan kekompakan warga Gunungputri akan terwujud secepatnya,"imbuhnya.
Pelaksanaan GNPIP di Kabupaten Bogor ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden RI dalam Rakornas Pengendalian Inflasi nasional pada 18 Agustus 2022 lalu, yakni agar TPID memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas harga, meningkatkan ketahanan pangan untuk mendukung daya beli dan pemulihan ekonomi nasional.(OL-13)
Baca Juga: Sandiaga Uno Ajak Santri Ciptakan Ekraf Berbasis Pesantren