17 August 2022, 07:50 WIB

Kalbe Farma Rangkul Petani Baduy Tanam Jahe Merah


Sumantri | Nusantara

Antara
 Antara
Jahe merah

Jahe Merah merupakan obat herbal yang mampu menangkal berbagai penyakit. Bahkan ketika Pandemi Covid-19 sedang tinggi-tingginya, Presiden RI Joko Widodo, menyarankan kepada masyarakat untuk mengkonsumsinya.

Hal itu membuat jahe merah banyak dicari orang. Salah satu daerah yang mampu memproduksi tanaman tersebut dengan kualitas tinggi adalah petani asal Suku Baduy, Kabupaten Lebak, Banten.

Karenanya PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), melirik para petani Suku Baduy untuk dijadikan mitra kerja dalam mendukung keberlangsungan dan ketersediaan jahe merah terbaik.

"Kita ketahui sejak Presiden RI Jokowi mengatakan jahe merah merupakan salah satu obat herbal untuk menanggulangi Covid-19, masyarakat berbondong-bondong mencarinya," kata Head of Sourcing & Comdev BINA PT Bintang Toedjoe, Daru Wibowo saat mengajak wartawan bertandang ke petani jahe merah yang menjadi mitra kerjanya di Kampung Hariang, Desa Hariang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten.

Namun untuk lebih meningkatkan kwalitas jahe merah yang dihasilkan oleh masyarakat setempat, kata Danu, pihaknya memberi pembinaan bagaimana menanam jahe merah secara benar. Selain memberikan pupuk yang cukup atau tidak berlebihan, air yang digunakan untuk menyuburkannya adalah air hujan atau air sungai yang tidak tercemar.

Masa tanamnyapun, minimal sepuluh bulan. "Dulu, warga di Baduy ini menanam jahe merah hanya empat bulan, sehingga kwalitasnya kurang bagus. Tapi, setelah kami bina dan menjadi mitra kerja, Alhamdulillah," kata Danu sembari menambahkan mayoritas produk obat yang di keluarkan oleh pihaknya saat ini, terdapat ekstrak jahe merah.

Sementara itu CommmercializationcBusiness Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural (BINA) PT Bintang Toedjoe, Lidya Warjaya menjelaskan, dalam proses pembibitan jahe merah, pihaknya bekerjasama dengan Badan Riset Inovasi Nasional, PT Inagro dan Universitas Surabaya untuk menghasilkan benih jahe merah yang berkuwalitas.

Setelah itu bekerja sama dengan komunitas petani jahe merah. Mereka, katanya diberikan edukasi , terus di monitoring dan selalu di kontrol supaya usia panennya cukup dan menghasilkan jahe merah yang sesuai dengan standar. "Di Baduy ini kami sudah memiliki 16 orang binaan atau mitra kerja, dengan luas lahan tanam sekira 1,5 hektare," kata dia.

Dan di hampir semua daerah, kususnya Jawa, kata Lidya, total petani binaan yang menjadi mitra kerja perusahaannya tercatat sebanyak 1.500 orang.

Jumlah tersebut, kata dia, tentu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat yang diproduksi PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), sehingga pihaknya masih harus menjaring bahan baku itu ke petani-petani lain di luar binaan.

Komunikasi Eksternal PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho, menjelaskan, bahwa ekosistem jahe merah yang dibangun oleh anak usaha Bintang Toedjoe merupakan salah satu upaya perusahaan untuk mendukung kemandirian bahan baku obat di Indonesia. Khususnya yang berbasis herbalSehingga, tandas dia, bahan baku itu terus tersedia dan tidak boleh kurang.

Program tersebut mendapat dukung dari pemerintah setempat. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar menjelaskan setelah adanya kerja sama itu , hasil panen jahe merah di wilayah Baduy kualitasnya semakin membaik.

"Saya sangat berterima kasih dengan program ini. Karena bukan hanya kualitas dan kuantitas jahe merah yang meningkat. Tetapi juga SDM petani di sini juga meningkat, mulai dari sikap, perilaku, pengetahuan, dan keterampilan. Bahkan, bisa menarik minat orang muda untuk menjadi petani milenial,” ungkap Rahmat Yuniar. (OL-12)

 

BERITA TERKAIT