14 August 2022, 14:21 WIB

Tekan Stunting di Kapuas Hulu, Sinar Mas Agribusiness and Food Luncurkan Program Sahabat


Tri Subarkah | Humaniora

MI/ Tri Subarkah
 MI/ Tri Subarkah
Peluncuran program Sahabat di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar

SINAR Mas Agribusiness and Food meresmikan program Sanitasi, Air Bersih, Aman, dan Sehat (Sahabat) di Dusun Jentu, Desa Sentabai, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Sabtu (13/8).

Salah satu tujuan proyek tersebut adalah menekan angka stunting di Kapuas Hulu yang jumlahnya masih di atas rata-rata nasional.

Deputy CEO PSM (Perkebunan Sinar Mas) Kalbar Benny Setiawan mengatakan, akses terhadap air yang layak di pedesaan Kalbar masih menjadi tantangan bagi masyarakat. Di sisi lain, minimnya sistem sanitasi di rumah penduduk menyebabkan pencemaran air yang sangat tinggi.

"Tentunya hal ini secara tidak langsung juga menjadi penyumbang dari pada stunting atau gizi buruk pada ibu dan anak," kata Benny.

Pembangunan proyek Sahabat mulai dilakukan Sinar Mas Agribusiness and Food pada Juni 2022 dengan menggandeng Safe Water Garden (SWG). Menurut Benny, program ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni sistem sanitasi yang terintegrasi dengan kebun masyarakat, akses air yang mengalir, dan penyaringan air minum.

Program Sahabat telah diluncurkan di lima dusun di Kapuas Hulu, yakni Jentu, Sentabai, Putat, Tekalong dengan menyasar 80 keluarga. Itu terdiri dari 30 unit sistem sanitasi, 20 unit instalasi air bersih, dan 49 unit penyaringan air minum.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu Sudarso mengungkap bahwa angka stunting di kabupaten tersebut sebesar 32% pada 2019. Tahun ini, angka tersebut mengalami penurunan menjadi 31%. Kendati demikian, tingkat prevalensi stunting di Kapuas Hulu masih di atas rata-rata nasional, yaitu 24%.

"Ini merupakan pekerjaan rumah besar, kita harus melakukan berbagai intervensi ke masyarakat untuk menurunkan angka stunting di Kapuas Hulu," ujar Sudarso.

Menurutnya, program Sahabat yang dilakukan Sinar Mas Agribusiness and Food merupkan bentuk intervensi sensitif yang tidak bisa dilakukan pemerintah daerah. Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, lanjutnya, hanya bisa melakukan intervensi sebesar 30%, sedangkan sisanya dikerjakan oleh perusahaan swasta.

"Saya mohon kepal desa agar program ini betul-betul dimanfaatkan," tandasnya.

Cugut, 33, warga Dusun Juntu bersyukur dengan adanya program Sahabat dari Sinar Mas Agribusiness and Food. Ia bercerita, sebelum ada sanitasi yang layak, warga memanfaatkan aliran Sungai Kapuas Hulu untuk beraktivitas mulai dari mandi, buang air, hingga mencuci.

Adapun saat ini limbah sanitasi tidak terbuang dan mencemari lingkungan sekitar rumah. Melalui proyek SWG, limbah cair yang berasal dari kamar mandi dialirkan untuk menyuburkan kebun di belakang rumah warga. (OL-8)

BERITA TERKAIT