10 August 2022, 08:45 WIB

Kiat Sukses Petani Milenial Bertani Jahe Merah di Sruwen


Ardi T Hardi | Nusantara

MI/Ardi T Hardi
 MI/Ardi T Hardi
Petani Milenial, Eko Susilo menunjukkan tanaman jahe merah yang akan panen dalam dua bulan lagi.

BAGI sebagian besar anak muda, menjadi petani bukanlah pilihan yang menarik. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Eko Susilo (32 tahun). Pria kelahiran Boyolali ini mengaku memilih terjun di dunia pertanian sejak 2014. Berbagai jenis tanaman pernah dia coba geluti sebelum memutuskan untuk menanam jahe merah.

"Sejak 2014 mulai bertani. Saya pernah tanam cabai, kencur, tembakau, jahe emprit, dan jahe gajah. Hasil tanamnya bagus, tetapi sudah menjualnya," kata dia ketika ditemui di lahan pertaniannya di Desa Sruwen, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Selasa (9/8) sore.

Bahkan, Eko mengaku pernah ditipu oleh tengkulak tembakau dan hingga kini belum menerima uang hasil penjualan tembakau.

Baru pada 2020, Eko mulai menanam jahe merah pada lahan seluas 300 meter persegi di lahan miliknya. Setelah menanam selama sepuluh bulan, hasilnya pun sangat memuaskan.

Pada tahun 2021, ia berani memperluas lahan pertanian menjadi 2 hektar, yang sebagian besar merupakan lahan sewa. Hasilnya juga memuaskan karena panennya pada tahun itu mencapai 22 ton.

"Saya bisa untung 60 persen dari modal (tanpa menyebut nominal modal yang dikeluarkan)," kata dia. Ia pun dengan mudah menjual hasil panen jahe merah karena sudah menjadi mitra binaan Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural (BINA).

Saat awal menanam jahe merah, 1 kg benih jahe merah dapat panen 3 kg jahe merah. Namun, setelah bergabung sebagai mitra dan mendapat pendampingan dari BINA, benih 1 kg bisa panen 5 - 8 kg.

Eko mengatakan, dirinya bisa membuktikan, pertanian menjadi profesi yang menguntungkan bagi milenial. Selain itu, ia juga bisa mengerjakan pekerjaan lain, bahkan menjalani hobinya, yaitu naik motor trail.

"Saya bisa membuktikan, bisa sukses dari pertanian. Saya tidak perlu setiap hari ke lahan, hanya seminggu sekali ke lahan untuk mencabuti rumput," kata dia.

Pengawas Benih Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Surakarta, Mardi Satata menyatakan, tanaman Jahe Merah memang cocok ditanam di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang. "Tanaman jahe merah bisa tumbuh baik di daerah dengan ketinggian di atas 300 mdpl dan di bawah 900 mdpl.

BPSB mendukung kelompok tani yang ingin mengembangkan jahe merah. BPSB ikut mendampingi, dari proses penanaman, hingga jadi benihnya. "Jangan sampai nanti benih yang dihasilkan kelompok tani itu tidak sesuai yang diharapkan petani lainnya," terang Mardi .

Kepala Komunikasi Eksternal PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho menambahkan, ekosistem jahe merah yang dibangun oleh anak usaha Bintang Toedjoe merupakan salah satu upaya perusahaan mendukung kemandirian bahan baku obat di Indonesia, khususnya yang berbasis herbal.

Saat ini, varian Redgine terdiri dari berbagai produk, di antaranya, jahe merah ekstrak bubuk premium, jahe merah ekstrak bubuk terstandar, jahe merah bubuk, jahe merah bubuk instant dengan gula aren, jahe merah segar, jahe merah simplisia, minyak jahe merah, jahe merah ekstrak cair terstandar.

Selain itu, juga digunakan untuk produk Bintang Toedjoe, yaitu BEJO Jahe Head of BU BINA (Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural), Sari Pramadiyanti menjelaskan, ekosistem jahe merah ini memiliki tujuh pilar proses, yakni pembibitan jahe merah, penanaman jahe merah, pasca panen, ekstraksi atau distilasi, farmakologi, komersialisasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Bahan baku jahe merah Redgine yang dihasilkan dipasarkan ke industri farmasi, jamu, makanan, kosmetik, suplemen, dan nutraceutical. Jenis sediaan yang berupa simplisia powder, extract powder, extract liquid, dan oil, disesuaikan dengan kebutuhan industri.

"Siapa pun bisa menjadi petani mitra BINA. Syaratnya, calon mitra harus mengisi formulir data diri melalui ekosistem jahe merah online, atau dengan mengunjungi website  www.negerijahemerah.co.id," kata Sari. Setelah itu, pihaknya akan menyurvei lokasi tersebut dan menilai kecocokannya. (OL-13)

Baca Juga: Kementan Pacu Regenerasi Petani di Kalimantan

BERITA TERKAIT