SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah fokus mengembangkan migas nonkonvensional (MNK) di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau.
Upaya ini untuk mengejar target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
"Kalau MNK memang fokus kita masih di Rokan. Kami berusaha menargetkan lapangan migas yang memiliki kitchen sebagai source rock," ujar Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal di Tangerang, Selasa (19/7).
Produksi di Blok Rokan digadang menjadi terbesar selain Blok Cepu. Rata-rata produksi Blok Rokan mencapai 163 ribu barel per hari.
Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai operator Blok Rokan memiliki target pengeboran 400-500 sumur pengembangan.
"Rokan itu produksinya besar. Sehingga, kita percaya yang namanya kitchen ini kita cari sumbernya (untuk MNK)," ujar Kemal.
Kemal menambahkan, saat ini ada tiga wilayah kerja yang menjadi bidikan pengembangan MNK. Selain di WK Rokan, ada di di Sumatera Utara dan Kalimantan Timur .
Ia memprediksi prospective resources MNK di tiga wilayah tersebut mencapai 6,3 miliar barel minyak dan 6,1 triliun kaki kubik (TCF) untuk gas.
Di sisi lain, Amerika Serikat yang memiliki cadangan MNK terbesar di Midland dikatakan kepincut dengan proyek harta karun minyak di Tanah Air.
"Salah satu produser MNK terbesar di Midland, itu daerah penghasil MNK terbesar di Amerika itu tertarik kembangkan MNK dan mereka tengah lakukan studi," pungkasnya. (OL-8)