03 July 2022, 17:08 WIB

Pengiriman Tesla Anjlok akibat Penutupan Sementara Pabrik di Tiongkok


Mediaindonesia.com | Ekonomi

AFP/Chris Delmas.
 AFP/Chris Delmas.
Foto yang diambil pada 14 Mei 2022, mobil Tesla parkir di stasiun pengisian di Yermo, California, AS.

PENGIRIMAN kendaraan listrik Tesla turun pada kuartal kedua dibandingkan dengan sebelumnya. Ini terutama terjadi karena penutupan pabriknya selama berminggu-minggu di Tiongkok.

Perusahaan Elon Musk itu mengirimkan 254.695 kendaraan dari April hingga Juni. Ini disampaikan perusahaan tersebut dalam suatu pernyataan, Sabtu (2/7).

Angka itu 27% lebih banyak dari periode yang sama tahun lalu. Namun raihan itu turun 18% dari kuartal Januari-Maret 2022 dan penurunan pertama dalam lebih dari dua tahun.

Hal itu mendatangkan kekecewaan bagi perusahaan yang mengatakan sedang membukukan pertumbuhan kuat. Bahkan manajemen menggembar-gemborkan pembukaan dua pabrik baru tahun ini di Jerman dan Texas.

Penurunan pengiriman lebih besar dari yang diantisipasi oleh para analis yang memperkirakan 264.000 kendaraan akan diserahkan kepada pembeli, menurut FactSet, perusahaan data keuangan dan perangkat lunak. Tesla memperingatkan pada April bahwa gangguan rantai pasokan yang menghantam industri otomotif secara umum akan terus mengganggu produksi perusahaan hingga akhir tahun.

Namun, itu menghasilkan rekor jumlah mobil pada kuartal pertama 2022. Sayangnya pada kuartal kedua Tesla harus bergulat dengan penutupan pabriknya di Shanghai selama beberapa minggu karena tindakan penguncian yang ketat di Tiongkok karena lonjakan kasus covid-19.

Baca juga: Bank Dunia Bentuk Dana Investasi untuk Hadapi Pandemi

Dalam pernyataannya pada Sabtu, perusahaan mengatakan memproduksi 258.000 kendaraan pada kuartal kedua, "Terlepas dari tantangan rantai pasokan yang sedang berlangsung dan penutupan pabrik di luar kendali kami." Dikatakan juga Juni ialah bulan produksi kendaraan tertinggi dalam sejarah Tesla.

Di tempat lain di industri sejenis, General Motors dan Toyota melihat penjualan kuartal kedua mereka di Amerika Serikat masing-masing turun 15% dan 23%. Pencapaian itu dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021. (AFP/OL-14)

BERITA TERKAIT