PENYAKIT Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternah yang mewabah saat ini berdampak terhadap harga hewan kurban di Bangka, Bangka Belitung. Selain itu permintaan akan hewan kurban pun menurun hingga 50 persen.
Lukman salah satu pedagang hewan kurban kambing di Bangka mengatakan, PMK mengakibatkan biaya operasional yang dikeluarkan meningkat. Akibatnya, harga hewan kurban naik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Dari segi operasional untuk mendatangkan hewan kurban ini tentunya lebih mahal karena selain biaya karantina, untuk urusan surat menyurat juga memerlukan biaya, makanya harga kambing juga naik per ekor kurang lebih Rp500 ribu," kata Lukman Senin (27/6).
Ia menuturkan, wabah PMK yang menyerang hewan ternak ini juga turut membuat minat masyarakat kurban menurun hingga 50 persen dari tahun sebelumnya.
"Selain segi pasokan yang memang lebih sedikit, minat masyatakat kurban juga turun karena sebagian yang ingin berkurban ini takut," ungkap dia.
Sementara Yusuf pedagang sapi mengatakan selain menjalani karantina, sapi yang ada dikandang miliknya ini juga turut diberi vitamin. "Sapi ini kan sudah datang sebelum lebaran kemarin dan mereka ini dalam kondisi yang sudah dikarantina, namun ditengah kondisi saat ini kita juga tetap lakukan pemberian vitamin apabila kondisi sapi kurang sehat," ucapnya.
Diakuinya, total 27 ekor sapi yang ada dikandang semua dalam kondisi sehat dan tidak ada yang terserang PMK. "Alhamdulillah sehat, kita juga kemarin ada dokter yang juga sudah ngecek langsung sapi. Untuk vaksin sendiri memang tidak dilakukan karena sebelum sapi datang kesini juga telah divaksin," ungkap dia.
Untuk harga ia tak menapik tahun ini harga jual sapi kurban lebih mahal ketimbang tahun sebelumnya. "Sudah ada beberapa yang pesan untuk kurban, tapi jumlahnya masih jauh dari tahun lalu," pungkas dia. (OL-15)