HAMAS sedang berupaya memulihkan hubungan dengan pemerintah Suriah. Seorang pejabat senior dalam kelompok Islam Palestina itu mengatakan pada Selasa (21/6).
Pemulihan hubungan itu menyusul perpecahan selama satu dekade setelah Hamas mendukung oposisi Suriah. "Komunikasi dengan Suriah membaik dan sedang dalam perjalanan untuk sepenuhnya pulih seperti semula," kata pejabat itu kepada AFP yang meminta anonimitas.
Menurut pejabat itu, para pemimpin Hamas telah melakukan beberapa kunjungan baru-baru ini ke Suriah. "Suriah mendukung rakyat dan perjuangan Palestina. Hamas mengabdikan diri untuk hubungannya dengan Suriah dan semua negara Arab."
Baca juga: Dibantu Hizbullah, Hamas Ingin Rujuk dengan Pemerintah Suriah
Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad menolak mengomentari laporan tentang hubungan yang memanas. Rezim Assad dan Hamas, keduanya musuh bebuyutan Israel, telah bersekutu dengan kuat sampai pecahnya konflik Suriah pada 2011, ketika kelompok Palestina secara terbuka mendukung mereka yang berjuang untuk menggulingkan pemerintah di Damaskus.
Perpecahan yang terjadi kemudian membuat Hamas meninggalkan markasnya di ibu kota Suriah, tempat mantan ketua kelompok itu, Khaled Meshal, tinggal selama bertahun-tahun. Pejabat tinggi Hamas kemudian pindah ke Doha dan Istanbul.
Baca juga: Iran Tuntut AS Bayar US$4 Miliar terkait Pembunuhan Ilmuwan Nuklir
Hamas telah menyuarakan kemarahan atas pemulihan hubungan diplomatik baru-baru ini antara Turki dan Israel. Putusnya hubungan Hamas-Suriah juga membuat marah sekutu bersama mereka Iran, yang tetap menjadi pendukung utama kelompok-kelompok bersenjata di Gaza, wilayah Palestina dengan sekitar 2,3 juta orang yang diblokade oleh Israel sejak 2007.
Sementara itu, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tiba di Beirut pada Selasa untuk pertemuan yang, "Memperkuat kerja sama dan persaudaraan antara orang-orang Palestina dan Libanon," kata pernyataan Hamas. Tidak ada indikasi langsung bahwa kunjungan Haniyeh itu terkait dengan Suriah. (OL-14)