28 May 2022, 15:30 WIB

Pekan Pertama BIAN, Capaian Imunisasi Masih Rendah


Dinda Shabrina | Humaniora

ANTARA/ Nyoman Hendra Wibowo
 ANTARA/ Nyoman Hendra Wibowo
 IMUNISASI CAMPAK: Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin measles rubella kepada siswa SD di Bali.

PEKAN awal  pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) masih rendah. Salah satu penyebabnya yakni ketersediaan alat suntik di daerah pada masih terbatas.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine menyampaikan capaian imunusasi per 20 Mei lalu, baru 4,5% atau sekitar 1,2 juta anak yang sudah mendapat vaksinasi campak rubella. Untuk IPV 9.000 anak, oral polio vaksin 11.589 anak dan DPT-HB-Hib sebanyak 14.491 anak,.

Prima mengaakui ketersediaan alat suntik di daerah pada awal pelaksanaan BIAN terbatas. Kemenkes telah melakukan rapat terkait pengadaan alat suntik untuk daerah dan minggu depan target pengadaan alat suntik itu bisa disalurkan.

“Kita lagi menunggu beberapa daerah, ini kan teman-teman nakes sedang proses untuk pengadaan alat suntiknya. Kami bukan berarti terhenti. Masih bisa jalan. Teakhir rapat minggu depan ini (alat suntik) sudah proses kirim ke semua daerah,” ungkap Prima.

Prima menuturkan untuk mengantisipasi berbagai hambatan yang mungkin akan dialami pemerintah daerah, Kemenkes akan mengadakan rapat evaluasi nasional pada Selasa (31/5) mendatang.

“Kami rencananya akan membuat pertemuan dengan daerah untuk menilai. Jadi nanti termin pokoknya 10 hari, kita juga membuat evaluasinya. Rencananya Selasa kita akan bikin pertemuan evaluasi dengan daerah. Untuk menanyakan lagi ke mereka, berapa capaian BIAN nya. Karena ada beberapa yang belum lapor. Jadi itu untuk meng-update nya lagi,” imbuh dia.

Sampai saat ini daerah yang belum melaporkan capaian program BIAN dalam pekan pertama ini adalah Aceh, Kalimantan Tengah, Papua, Maluku dan Sulawesi Tengah.

“Ini kan pelaksanaannya 30 hari kerja. . Mungkin sampai akhir Juni. Makanya mungkin 10 hari sekali kita akan mengundang semua provinsi untuk menyampaikan evaluasi di daerah mereka masing-masing. Kita nilai mana yang terkendala,” lanjut dia.

Selain itu, Prima menyampaikan saat ini Kemenkes tengah membangun aplikasi seperti P-Care vaksin covid-19 untuk mengoptimalkan program BIAN. Agar data dari daerah dapat langsung ter-input ke pusat.

“Biasanya teman-teman daerah ini kalau tidak dikumpulkan gitu dia lama banget. Kita sudah membangun aplikasi sistem kayak model P-Care, vakisnasi covid, jadi bisa langsung ditarik ke atas. Tapi karena masih baru, jadi belum optimal kerjanya,” tandas Prima. (H-1)

BERITA TERKAIT