28 April 2022, 13:00 WIB

Ini Tips Aman Mudik dari Dokter Spesialis Paru


M. Iqbal Al Machmudi | Humaniora

ANTARA/Raisan Al Farisi
 ANTARA/Raisan Al Farisi
Calon penumpang kereta api Pasundan tujuan Surabaya antre untuk memasuki gerbong di Stasiun Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat.

MUDIK tahun ini tentunya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Setelah 2 tahun pemerintah melarang adanya mobilitas tinggi menjelang Idulfitri, akhirnya, tahun ini, masyarakat bisa merasakan merayakan kemenangan bersama keluarga di kampung halaman.

Namun, mudik saat ini sangat berbeda karena pandemi covid-19 yang masih menghantui serta kepadatan lalu lintas (lalin) yang luar biasa akibat 2 tahun tidak Lebaran membuat masyarakat harus mempersiapkan lebih matang agar di perjalanan kondisi tubuh tidak menurun dan sampai di kampung halaman tidak dalam kondisi sakit.

Dokter Spesialis Paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Erlina Burhan membagikan tips perjalanan mudik Lebaran, terutama yang menggunakan kendaraan pribadi. 

Baca juga: Aplikasi InaRisk Dukung Mudik Aman dan Sehat 2022

Pertama, selama di perjalanan, pemudik harus memiliki/mempersiapkan makanan berat, makanan ringan, air putih, vitamin, serta obat.

"Misalnya kebiasaan orang minum obat diabetes melitus ketika di tengah jalan lupa membawa akhirnya stres dan stres itu membuat gula darah naik sehingga imun tubuh menurun dan akhirnya mudah terserang penyakit termasuk covid-19," kata Erlina, Rabu (27/4).

Karenanya, obat-obat yang rutin dikonsumsi harus menjadi barang wajib yang dibawa. Karena di perjalanan pemudik harus siap menemui kondisi apa pun. 

Contohnya banyak kepulan asap rokok atau apa pun yang menyebabkan sesak nafas bagi penderita asma maka obat asma harus siap tersedia di dalam tas atau kantong yang bisa dibawa kemana pun.

Kemudian hati yang selalu senang saat pulang ke daerah asal, karena pembawaan hati yang senang dapat memicu tubuh juga menjadi kuat.

"Dan hati gembira jangan sampai stres memikirkan apa pun yang membuat kondisi tubuh menurun, Dan setelah di kampung jangan terlalu bawa eforia pagi siang malam tanpa istirahat akhirnya kondisi tubuh yang drop," tuturnya.

Kemudian perjalanan jauh bagi anak yang berusia di bawah 5 tahun yang belum bisa divaksin covid-19 sebaiknya menjadi prioritas untuk mendapatkan tempat khusus dan terlindungi dari kerumunan orang. Serta pemakaian masker dan protokol kesehatan menjadi syarat wajib bagi pemudik anak.

"Anak yang belum vaksin sebaiknya diprioritaskan karena perjalanan jauh bisa berjam-jam. Jadi kalo bawa anak harus hati-hati, makanan dan susu dibawa supaya anak juga bisa makan yang benar dan teratur di perjalanan," ujarnya.

Diusahakan kondisi makan anak tetap teratur jika tidak, tubuh anak akan merasa drop dan mudah terserang penyakit.

Dan terakhir diusahakan para pemudik menggunakan masker bedah N95 atau dobel agar virus tidak mudah tembus. 

"Minimal masker bedahlah karena kita tidak tahu orang sakit atau tidak. Saya sarankan keramaian dalam waktu lama sebaiknya masker N95," ucapnya. (OL-1)

BERITA TERKAIT