BERDASARKAN hasil penyelidikan polisi, kelebihan muatan menjadi salah satu di antara beberapa penyebab kecelakaan truk di kawasan Pegunungan Arfak, Manokwari, yang menelan 18 korban jiwa, pada Rabu (13/4). Ditambah lagi, kondisi satu ban belakang ditemukan tidak layak pakai.
Itu berakibat ketika truk melewati jalan menurun cukup curam dan tikungan tajam, pengemudi diduga kehilangan kendali. Kapolres Manokwari Ajun Komisaris Besar Parasian Herman Gultom dalam jumpa pers pagi tadi, Kamis (14/4), menyampaikan, selain berpenumpang puluhan orang, truk nahas dari Minyambouw menuju Manokwari itu diketahui mengangkut balok kayu merbau, satu kendaraan roda dua, dan barang bawaan milik penumpang.
Jumlah penumpang yang semula dilaporkan 29 orang dikoreksi. Setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan oleh Satlantas, total jumlah penumpang sebanyak 34 orang. Saat terjadi kecelakaan, 31 orang berada di bak belakang dan 3 lainnya duduk di depan, termasuk pengemudi.
Baca juga: Kecelakaan, 18 Penambang Emas asal NTT Meninggal Dunia
Peristiwa kecelakaan ini terjadi pada Rabu (13/4) sekitar pukul 02.00 WIT di KM-10 Jalan Poros Manokwari-Anggi, Pegunungan Arfak. Lokasi kejadian masih terhitung dalam wilayah kampung Duabey, Warmare Manokwari, Papua Barat.
Sebanyak 13 penumpang dilaporkan meninggal dunia di tempat kejadian dan 5 di rumah sakit. Sebanyak 10 orang mengalami luka dan masih dirawat intensif.
Baca juga: Jenazah 18 Warga NTT Korban Kecelakaan di Papua Dipulangkan
Para korban iaalah warga asal NTT yang bekerja pada tambang emas di wilayah pegunungan Arfak. Sejumlah korban lain masih dirawat di Rumah Sakit RSUD Manokwari dan ada yang masih kritis. (OL-14)