21 March 2022, 21:40 WIB

LIDMI Galakkan Gerakan Progresif dan Kolaboratif


Mediaindonesia.com | Politik dan Hukum

DOK LDMI
 DOK LDMI
Jajaran pengurus Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PP LIDMI) periode 2022-2024

GERAKAN progresif dan kolaboratif yang dimotori organisasi kepemudaan dapat menjadi salah satu instrumen untuk menjawab setiap permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa.

Demikian antara dikemukakan Ketua Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PP LIDMI) periode 2022-2024 Asrullah, dalam siaran persnya, Senin (21/3).

Menurut Asrullah, gagasan tersebut dibahas dalam diskusi yang merupakan kegiatan pelantikan pengurus baru LIDMI, di Makassar, Minggu (20/3). Diskui mengangkat tema Transformasi gerakan progresif dan kolaboratif dengan menghadirkan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI Aswanto dan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Amirsyah Tambunan.

"Transformasi gerakan progresif dan kolaboratif adalah suatu konsekuensi logis dan sebuah keniscayaan yang harus digalakkan untuk menjawab setiap permasalahan umat dan bangsa hari ini," tutur Asrullah.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Wakil Ketua MK dalam sambutannya yang mengatakan pentingnya kolaborasi dengan setiap elemen gerakan kepemudaan.

"Setiap masalah (bangsa) itu perlu diselesaikan dengan mengedepankan kolaborasi antara setiap elemen yang ada, termasuk di dalamnya adalah gerakan kepemudaan," ujar Aswanto.

Dalam hal itu, Asrullah juga memberikan penekanan tentang makna progresif yang diharapkan kepada seluruh pemangku kepentingan yang ada.

"Di antara visi progresif yang diharapkan bagi seluruh stakeholder LIDMI bukan hanya dengan menunjukkan ciri khas dakwah dan karakter intelektualitasnya semata. Tetapi, lebih dari itu semua mereka juga bisa lebih peka terhadap realita sosial di tengah masyarakat," tegas Asrullah.

Mahasiswa program doktoral Universitas Hasanuddin ini mengajak seluruh pengurus dan kader LIDMI untuk merefleksikan sejarah sebagai sumber kekuatan untuk bergerak.

"Sejarah jangan hanya menjadi sebatas pengetahuan tekstual saja. Tetapi bagaimana ia mampu menjadi ruh dan sumber dari sebuah kekuatan yang bisa melahirkan gerakan-gerakan nyata dalam memberikan kontribusi besar dalam menuntaskan problem keumatan dan kebangsaan," harapnya. (P-2)

BERITA TERKAIT