07 March 2022, 17:14 WIB

Miliki Tenun Khas, Gubernur Usulkan Parengan Jadi Desa Devisa


M Yakub | Nusantara

ANTARA FOTO/Syaiful Arif
 ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Seorang pekerja melakukan proses menenun kain sarung di sentra tenun ikat Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Lamongan

GUBERNUR Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengusulkan Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan menjadi Desa Devisa.

Usulan kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) ini karena Desa Parengan memiliki kerajinan tenun ikat legendaris, unik dan sangat khas.

Gubernur Khofifah mengungkapkan, dengan menyandang predikat sebagai Desa Devisa, maka daya saing produksi tenun ikat asal Desa Parengan akan semakin meningkat dan merambah pasar yang lebih luas. Mengingat, program Desa Devisa ini salah satunya memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor.

Menurut Khofifah, diusulkannya Desa Parengan menjadi Desa Devisa karena memiliki kerajinan tenun ikat legendaris, unik dan sangat khas.

"Tenun ikat legendaris dari Desa Parengan memiliki motif unggulan gunungan yang dibentuk menyerupai gapura. Itulah yang menjadi pembeda dengan tenun ikat pada umumnya. Tenun ikat Parengan juga memiliki ciri khas yaitu berbahan kain lebih halus dan tidak begitu tebal yang memberi kesan dingin. Oleh karena itu Desa Parengan ini sangat layak dan sudah diusulkan," kata Khofifah saat mengunjungi Desa Parengan, Sabtu (5/3).

Baca juga: Menggadaikan Sarung Tenun Ikat Untuk Makan

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menambahkan, melalui usulan ini diharapkan dapat meningkatkan kembali gairah perekonomian masyarakat Kabupaten Lamongan.

"Kabar bahagia ini merupakan angin segar untuk UMKM kita. Saya patut bangga dan terima kasih karena Ibu Khofifah memberi perhatian besar terhadap kerajinan Lamongan yang kualitasnya tidak diragukan lagi. Untuk pelaku UMKM dan pengrajin Lamongan mari terus semangat mengenalkan Lamongan baik di tingkat Nasional maupun Internasional," ungkapnya.

Kabag Protokol dan Komunikasi Pemkab Lamongan Arif Bakhtiar menjelaskan sentra industri tenun ikat Parengan sejauh ini telah menjangkau pasar luar negeri dengan nilai ekspor mencapai Rp17,7 miliar.

"Sentra industri tenun ikat parengan di tahun 2021 telah menerbangkan 4.600 kodi sarung tenun ikat yang menjangkau berbagai negara di Timur Tengah serta Afrika. Di Tahun 2021 telah  diekspor yakni sarung tenun ikat sebanyak 4.600 kodi dengan nilai ekspor Rp17,7 Miliar," ucap Arif.(OL-5)

BERITA TERKAIT