13 February 2022, 18:57 WIB

Envirochallenge Dorong Anak SMA Diet Kantong Plastik


mediaindonesia.com | Humaniora

Ist
 Ist
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) didukung The Body Shop Indonesia akan menggelar 'Envirochallenge'.

PENGENTASAN masalah lingkungan membutuhkan peran seluruh pihak, termasuk kaum muda yang akan menentukan nasib bangsa di masa mendatang,

Karena itu, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) didukung The Body Shop Indonesia akan menggelar 'Envirochallenge' bagi siswa sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat se-Indonesia. Kegiatan ini akan berlangsung pada 14 Februari-4 Maret 2022.

Challenge’ tersebut ditujukan untuk memberi edukasi kepada para siswa SMA tentang isu lingkungan. Mereka ‘ditantanng’ untuk mengubah gaya hidup dengan melakukan diet kantong plastik. 

"Target dari Envirochallenge adalah menuju sekolah bebas dari kantong plastik. Diet kantong plastik ini akan kita tanamkan sebagai gaya hidup baru di kalangan siswa," kata Program Manager GIDKP, Adithiyasanti Sofia dalam peluncuran Envirochallenge secara daring, Minggu (13/2).

Baca juga: Wamen LHK Minta Perusahan Penghasil Plastik Belajar dari Samtaku Bali

Perempuan yang akrab dipanggil Adhiti itu menjelaskan, GIDKP digagas pada 2013 lalu. Gerakan tersebut semakin luas berkat dukungan The Body Shop Indonesia yang memiliki kepedulian yang sama soal lingkungan.

"Inisiatif itu akhirnya berdampak luas, hingga keluar peraturan pembatasan plastik sekali pakai pada 2016. Tercatat ada 70 kabupaten/kota yang menerapkan peraturan tersebut. Peraturan tersebut juga mengurangi penggunaan plastik di masyarakat hingga 55%," tuturnya.

Melihat keberhasilan itu, lanjut Adhiti, pihaknya mencoba menggandeng siswa SMA sebagai calon penerus bangsa, terlibat dalam gerakan diet kantong plastik.

Pada 2019, GIDKP bersama The Body Shop Indonesia membuat workshop tentang modul envirochallenge untuk siswa dari sekolah di Jawa dan Bali.

"Kami paparkan kepada para siswa di 10 sekolah yang terpilih di Jawa dan Bali, seputar isu lingkungan yang akan dihadapi dunia, termasuk Indonesia di masa depan. Pemaparan itu akan membuka wawasan siswa soal isu-isu lingkungan," tuturnya.

Setelah itu, siswa diajak memetakan isu lingkungan di sekolah dan bagaimana membuat program efektif untuk solusinya. Setiap sekolah memiliki isu lingkungan yang berbeda sesuai kejadian yang banyak terjadi sekolah tersebut.

Adhiti menyebut SMAN 4 Tangerang, yang menggagas pembuatan pembalut wanita dari kain.

Hal itu guna mengurangi kasus water closet (WC) mampet di sekolah akibat tersumbat sampah pembalut. Selain pembalut buatan pabrik juga memiliki unsur plastik dalam produknya.

"Lewat kegiatan ini, siswa jadi tergerak untuk ikut mengurangi sampah plastik. Mencari alternatif sebagai solusi. Jika budaya ini menyebar ke seluruh sekolah di Indonesia, maka dampaknya akan ke negara Indonesia. Penggunaan plastik sekali pakai juga akan semakin berkurang," ujarnya.

Tentang Envirochallenge, tantangan tersebut akan berlangsung secara daring. Ada tiga bidang yang dilombakan yaitu penulisan essay, pembuatan jingle, dan poster kreatif.

"Lomba ini secara tidak langsung membuat siswa belajar tentang isu lingkungan. Semoga hasilnya seperti yang kita harapkan," kata Adhiti menandaskan.

Hal senada dikemukakan Head of Values, Community & PR The Body Shop Indonesia, Ratu Maulia Ommaya. Pihaknya mendukung kegiatan yang terkait isu lingkungan, karena menyadari upaya itu tak bisa dilakukan pemerintah, NGO dan komunitas semata. Perlu ada peran swasta didalamnya.

"Hal itu sejalan dengan visi dan misi dari pendiri The Body Shop, Anita Roddick, yang juga aktivis lingkungan di Inggris.
Kami memiliki kampanye yang mengajak orang untuk keren tanpa nyampah, yaitu 'Bring Back All The Bottle's," tuturnya.

Jadi, setiap pelanggan diajak untuk mengembalikan botol bekas kemasan ke toko The Body Shop untuk didaurulang. Bahan daur ulang itu diubah menjadi produk-produk unik seperti sisir, 'pocket mirror', softdisk dan lainnya.

Upaya yang dilakukan GIDKP dan The Body Shop Indonesia mendapat apresiasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). Koordinator Bidang Sarana Prasarana, Direktorat SMA, Dhany Hamiddan Khoir berharap 'best practice' dari 10 sekolah terpilih bisa ditiru sekitar 14 ribu SMA di Indonesia.

"Di sekolah juga ada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) bisa dimanfaatkan untuk itu. Karena selain promosi kesehatan, juga melakukan pembinaan lingkungan hidup," jelasnya.

"Jika program tersebut dimaksimalkan, akan berdampak terhadap ekosistem dan menjadi budaya di sekolah," kata Dhany. (RO/OL-09)

BERITA TERKAIT