31 January 2022, 09:00 WIB

Ilmuwan Berhasil Tumbuhkan Kembali Kaki Katak yang Diamputasi


Galih Agus Saputra | Weekend

unsplash.com/Austin Santaniello
 unsplash.com/Austin Santaniello
ilustrasi: Katak

Sekelompok ilmuwan dari Tufts University, Massachusetts, Amerika Serikat baru-baru ini dikabarkan telah berhasil menumbuhkan kembali kaki Katak Cakar Afrika (Xenopus laevis). Salah satu ilmuwan, Nirosha Murugan melaporkan keberhasilan tersebut melalui jurnal Science Advances.

Katak Cakar Afrika, atau yang juga dikenal sebagai Katak Badut selama ini diketahui sebagai hewan amfibi yang tidak memiliki kemampuan meregenerasi anggota tubuh. Dalam eksperimen kali ini, Murugan dan tim sengaja mengamputasi kaki belakang katak tersebut, dan membalutnya dengan silikon yang berisi lima jenis obat.

Kelima jenis obat itu memiliki khasiatnya masing-masing, mulai dari yang berfungsi untuk mengurangi peradangan, produsen kolagen untuk menghambat tumbuhnya jaringan parut, hingga yang berfungsi sebagai pemicu tumbuhnya serat saraf baru, pembuluh darah dan otot. Dengan cara ini, Murugan dan tim mengklaim kaki katak itu dapat berfungsi kembali dalam 18 bulan ke depan.

Keberhasilan Murugan dan tim kali ini dianggap menjadi kemajuan yang signifikan terkait pengobatan regeneratif. Tak hanya dilakukan pada satu katak, metode ini juga mereka terapkan pada lusinan katak yang kini terus diamati. Mereka berharap upaya pengaktifan kemampuan regenerasi pada katak ini, juga dapat diterapkan pada hewan lainnya termasuk manusia di masa depan.

“Fakta bahwa hanya diperlukan paparan singkat terhadap obat-obatan untuk menggerakkan proses regenerasi selama berbulan-bulan menunjukkan bahwa katak dan mungkin hewan lain memiliki kemampuan regeneratif yang tidak aktif namun dapat dipicu agar beraksi," tutur Murugan, seperti dilansir The Guardian, Jumat, (28/1).

Murugan menjelaskan, manusia sebenarnya juga memiliki kemampuan regeneratif. Hatinya dapat tumbuh kembali ke ukuran penuh setelah dibelah dua. Namun, hilangnya anggota tubuh yang lebih besar dan kompleks tidak dapat tumbuh kembali secara alami. Pasalnya, ada proses pembentukan jaringan parut yang terjadi sangat cepat, yang di satu sisi melindungi manusia dari kehilangan darah dan infeksi, namun di sisi lain juga mencegah proses regeneratif itu terjadi.

Adapun proses uji coba Murugan dan tim pada katak ini sendiri dimulai dengan pemberian lima obat paska amputasi. Setelah itu, mereka mulai mengamati aktivasi jalur molekuler, yang biasanya juga digunakan untuk memetakan anggota tubuh pada embrio yang sedang berkembang. Mereka percaya bahwa manusia dewasa sebenarnya juga masih menyimpan 'informasi serupa' yang dibutuhkan untuk menumbuhkan kembali struktur tubuh yang hilang.

"Membiarkan luka terbuka dalam lingkungan cair yang ditutupi silikon berisi koktail obat yang tepat, dapat memberikan sinyal yang diperlukan dalam proses regeneratif," imbuh rekan Murugan, Michael Levin. (M-4)

BERITA TERKAIT