26 January 2022, 21:00 WIB

Belum Ada Kekeringan Melanda Areal Persawahan di Banten


Wibowo Sangkala | Nusantara

MI/WIBOWO SANGKALA
 MI/WIBOWO SANGKALA
Areal persawahan di Provinsi Banten


KEPALA Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus Tauhid, membantah kekeringan telah melanda Wilayah Bayah Timur, Lebak Selatan, Kabupaten Lebak, Banten.

Menurut Agus Tauhid, Wilayah Bayah Timur umumnya pertanian tadah hujan yang memanfaatkan hujan sepenuhnya sebagai sumber air. Adanya informasi yang menyebutkan Wilayah Bayah Timur, terutama di Lebak
Kadu, Cijontor, Cilimus dan Lebak Tangkele terjadi kekeringan itu tidak
benar.

"Tidak benar terjadi kekeringan di sana, sekarang belum masuk musim
kemarau," tambah Agus, Rabu (26/1).

Secara tekstur, tambah Agus, sawah tadah hujan akan digenangi air jika
hujan turun. Tapi sebaliknya, jika tidak ada hujan, tanahnya terlihat
retak-retak karena sinar matahari.

"Tanah retak-retak pada sawah tadah hujan memang teksturnya begitu. Retak-retak itu bukan berarti terancam puso, tapi karena sinar matahari," ujar Agus.

Dari data yang ada, jumlah areal persawahan di Banten sebanyak 204.335
hektare. Dari jumlah tersebut, 46,7% di antaranya sawah tadah hujan dan
selebihnya sawah irigasi.

Sementara itu, mantan Menteri Pertanian Anton Apriantono, mengatakan
kualitas dan hasil dari sawah irigasi memang lebih baik dibanding hasil
sawah tadah hujan. "Karena terus diairi maka hasil padi sawah irigasi lebih baik dibanding padi tadah hujan," ungkap Anton.

Namun, Anton tidak pungkiri, jika sawah tadah hujan dilakukan perawatan
dengan baik, hasilnya juga tidak kalah dengan padi irigasi.

Selain itu, Anton menambahkan, kondisi tanah di Banten bisa digunakan untuk sawah irigasi dan sawah tadah hujan. "Dua-duanya bisa." (N-2

BERITA TERKAIT