21 January 2022, 08:05 WIB

Tidak Pesan Barang di Kredivo, tapi Dapat Tagihan


Media Indonesia | Surat Pembaca

Dok. MI
 Dok. MI
        

PADA Juni 2019 saya membuat akun Kredivo via aplikasi. Tidak lama kemudian ada yang menelepon melalui Whatsapp mengaku sebagai customer service (CS) dengan alasan pendataan pencocokan nama, alamat, nomor telepon, dan e-mail.

Tidak lama setelah itu, saya mendapat e-mail dari pihak CS Kredivo bahwa saya dikatakan mengubah nomor telepon seluler (ponsel) dan memesan barang berupa ponsel Samsung dan casing. Padahal, saya saat itu masih terima telepon dari pihak yang mengaku sebagai CS Kredivo.

Saya tutup telepon dan mencoba menghubungi CS yang tercantum di e-mail support@kredivo.com dan nomor 0807-1-573348 untuk mengonfirmasikan bahwa saya tidak melakukan transaksi. Saya langsung meminta pembatalan serta pembekuan akun. Saya juga menegaskan saya tidak mengubah nomor ponsel. Pihak CS menerima pesan saya dan akan membatalkan pesanan serta membekukan akun saya.

Tidak lama saya dapat e-mail dari CS tentang pembekuan akun, tapi pemesanan barang tidak bisa dibatalkan kecuali pihak ekspedisi JD.id yang membatalkan. Saya mencoba telepon pihak JD.id coba membatalkan, tapi karena tidak ada nomor resi, tidak bisa membatalkan pesanan. Solusinya, apabila barang sampai ke rumah, tolak saja dan pembelian akan dibatalkan. Hal sama juga dikatakan pihak CS Kredivo saat saya telepon. Beberapa bulan kemudian saya menerima tagihan via e-mail, bahkan ada petugas yang datang menagih, padahal barang tidak sampai atau dikirim ke alamat saya.

Akhirnya saya mendatangi Kantor Kredivo di Rukan Permata Senayan. Di sana bertemu Pak Sony dan menceritakan kronologi kejadian. Ia mengungkapkan data barang dikirim ke daerah Fatmawati, Jakarta Selatan, dan diterima seorang pria yang saya katakan tidak kenal. Akhirnya Pak Sony menyatakan akun saya disalahgunakan dan menjadi korban penipuan. Pihak Kredivo berjanji akan mengusut kejadian ini dan memberi kabar.

Setelah beberapa lama tak terdengar kabar, tiba-tiba saya didatangi kembali pihak penagih meminta pelunasan. Saya mendatangi kembali Pak Sony dan kembali menjanjikan akan menyelesaikan masalah tersebut dan menunggu kabar dari beliau. Seperti sebelumnya, datang lagi penagih mememinta saya untuk melunasi pembelian barang yang saya tidak pernah terima.

Untuk ketiga kalinya saya mendatangi Kantor Kredivo dan Pak Sony mempertemukan saya dengan pihak investigator bernama Ibu Hanna dan Pak Alvin. Mereka meminta saya untuk membuat surat kronologi kejadian dengan bermeterai. Setelah itu, mereka berjanji akan memberi kabar lebih lanjut. Kejadian pun berulang karena saya diteror orang yang datang ke rumah meminta pelunasan. Telepon saya ke Pak Sony cuma menghasilkan kengototan beliau bahwa saya tetap harus membayar. Padahal, ia tahu saya ditipu dan tidak menerima barang.

Awal 2022 ini saya dapat e-mail dari pihak ketiga, PT Ascot Azari, yang mengancam akan memberikan somasi bila saya tidak membayar disertai keringanan pembayaran. Mereka mengancam akan mengirimkan surat somasi tersebut ke alamat kantor dan rumah saya dalam jangka waktu seminggu bila tidak mau membayar.

Saya jadi heran, kok, seperti itu cara kerja Kredivo terhadap korban penipuan yang mengatasnamakan akun nasabahnya? Janji untuk penyelesaian ternyata seperti ini cara menyelesaikannya.

 

Riky Wismiron

BERITA TERKAIT