07 August 2021, 14:35 WIB

Sumsel Tekan Mobilitas, Perbanyak Testing dan Tracing


Dwi Apriani | Nusantara

MI/Dwi Apriani
 MI/Dwi Apriani
Gubernur Sumsel Herman Deru

SEBAGAI upaya menekan angka penambahan Covid-19 di Sumatra Selatan, sejumlah langkah sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan. Di antaranya menggencarkan vaksinasi, memaksimalkan testing dan tracing serta meningkatkan treatment dalam penanganan Covid-19 di Sumsel.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengungkapkan, pihaknya sudah memaksimalkan testing dan tracing di 17 kabupaten dan kota. Bahkan sejak awal, Herman Deru sudah menginstruksikan kepada bupati dan wali kota di Sumsel untuk melakukan hal tersebut agar lebih dini dalam mendeteksi penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

"Kita mendapatkan petunjuk dari Presiden RI Joko Widodo untuk meningkatkan testing. Kalau di Sumsel, upaya ini sudah kita lakukan sejak awal, baik testing ataupun tracing. Ini juga lah yang membuat ada fluktuasi kenaikan jumlah positif Covid di Sumsel," ucap Herman Deru, Sabtu (7/8).

Menurutnya, tak kalah penting adalah mengendalikan mobilitas untuk mengurangi sebaran Covid-19. Meski tak lagi menerapkan sistem ganjil genap, namun pihaknya sudah memaksimalkan kesadaran masyarakat untuk patuh pada protokol kesehatan. Diantaranya membatasi kerumunan.

"Upaya membatasi kerumunan ini tergantung pada kedisiplinan masyarakat dan di Sumsel sendiri kesadaran masyarakat cukup tinggi. Saya setiap minggunya menghadiri 15 titik kondangan (acara resepsi), dan masyarakat sudah patuh. mereka jalankan physical distancing. Jadi saya yakin bahwa tempat resepsi tidak menjadi klaster baru," ucapnya.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi mobilitas. "Kita kan memang tidak bisa menyetop aktivitas mobilitas di tol atau gerbang masuk Sumsel lainnya. Karena ada banyak aktivitas produktif. Tapi harus taat prokes. Untuk aktivitas yang sia-sia, lebih baik tidak usah," ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga terus menggencarkan vaksinasi Covid-19. Diakuinya, ketersediaan vaksin ini tergantung dari distribusi dari pusat. "Kalau vaksin ini tergantung suplai dari pusat. Sebab begitu dikirim, habis. Sementara capaian vaksinasi kita baru 15 persen untuk dosis pertama. Kita harapkan kalau mau mengejar herd immunity di awal tahun maka kita minta distribusi kuota 1,5 juta dosis per bulan atau 150 ribu vial," pungkasnya. (DW/OL-10)

BERITA TERKAIT