DALAM beberapa hari terakhir, nelayan di pesisir pantai selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berhenti melaut. Pasalnya, di pesisir pantai selatan terjadi gelombang pasang yang diprediksi terjadi karena angin musim barat.
Bagi para nelayan tradisional, kondisi gelombang tinggi membuat mereka harus mencari ikan di bibir pantai menggunakan jala tebar atau biasa disebut kecrik. Namun tingginya gelombang berbanding lurus dengan minimnya hasil tangkapan ikan alias paceklik.
Seperti dialami Muroni, nelayan warga Desa Muara Cikadu Kecamatan Sindangbarang. Saat ditemui, Muroni tengah mencari ikan di sekitar bibir Pantai Apra menggunakan jala tebar.
"Sekarang mah lagi gak ada (ikan). Lagi gak musim," kata Muroni, Kamis (15/7).
Sejak subuh Muroni berikhtiar menjala ikan. Namun hingga menjelang siang, ikan yang didapatnya hanya sedikit. "Biasanya kalau lagi musimnya, sehari bisa dapat 5-6 kilogram ikan. Sekarang mah sulit karena bukan musimnya," bebernya.
Ikan yang dijala Muroni di sekitar bibir pantai berjenis selar (selaroides leptolepis). Harga jualnya kisaran Rp25 ribu per kilogram. "Sekarang mah sedikit. Jadi mungkin gak dijual. Buat makan di rumah saja," ungkapnya.
Muroni mengatakan gelombang pasang merupakan momok bagi nelayan. Pada kondisi gelombang tinggi, dipastikan para nelayan tidak bisa melaut sehingga tak memiliki penghasilan. (BK/OL-15)