24 March 2021, 22:33 WIB

Kolaborasi UNESCO-CIti Indonesia Bantu Penenun Terus Berkarya


Ghani Nurcahyadi | Humaniora

AntaraWahyu Putro A
 AntaraWahyu Putro A
Perajin menenun Ulos

PROGRAM kolaborasi UNESCO dan Citi Indonesia yang bertajuk Kita Muda Kreatif, tahun ini menargetkan 300 wirausaha muda yang tinggal di sekitar kawasan budaya atau alam ternama, yaitu Danau Toba, Borobudur, Prambanan, Klaten, Yogyakarta, Kotatua Jakarta, Bali, dan Lombok, yang lebih dari 50% para wirausaha muda itu adalah perempuan.

Program itu memberi dukungan pada wirausaha muda perempuan di kawasan-kawasan tersebut, dengan cara meningkatkan kapasitas mereka dalam mengembangkan industri kreatif dan melestarikan warisan budaya tak benda melalui wilayah bisnis, seperti pariwisata budaya, tekstil tradisional, dan kerajinan tangan. 

Sekitar 22% dari total seluruh penerima manfaat program ini adalah para penenun perempuan dari Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Utara, yang secara rajin dan tekun melestarikan keterampilan dan produksi tenun tradisional.

Sartika Martilova Sihombing, seorang perempuan penenun ulos dan pemilik Soit Tenun Ulos dari Tapanuli Utara, Toba, Sumut mengaku mendapatkan kembali semangatnya setelah mengikuti program Kita Muda Kreatif tersebut. 

"Ketika mengikuti berbagai pelatihan daring, saya melihat ternyata bukan hanya saya yang terdampak Covid-19, teman-teman para wirausaha muda lain juga ikut terdampak. Dari situ kami saling berbagi informasi  dan bertukar pengalaman tentang cara untuk tetap bertahan," kata Sartika dalam keterangan tertulis.

Sementara itu di lain tempat, Sri Hartini, Ketua Kelompok Nina Penenun dari Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, berharap, UNESCO bisa membantu meregenerasi penenun yang ada di Desa Pringgasela Selatan. Dengan berbagai pelatihan yang dapat meningkatkan kapasitas anak muda di bidang tenun, Ia yakin bisa mempertahankan budaya menenun di tempatnya. 

"Kelompok Nina Penenun berkomitmen untuk melestarikan tenun yang ada di Pringgasela. Tindak nyatanya kami mengajari anak-anak kami di Pringgasela Selatan untuk menenun melalui sekolah tenun. Para ibu-ibu anggota kami sosialisasikan untuk mengajari anak-anaknya menenun. Kami yakin dengan program-program yang kami lakukan kelestarian tenun yang ada di Desa Pringgasela Selatan dapat terjaga," katanya.

Baca juga : Pianis Cilik Asal Kendal Berhasil Pecahkan Rekor Dunia

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Irini Dewi Wanti menjelaskan pentingnya peran Penenun atau lebih dikenal dengan nama "Partonun" di Tapanuli,  Menurutnya, Perempuan penenun atau Partonum, adalah seniman. 

"Mereka adalah pekerja seni, menenun bukan hanya masalah ekonomi keluarga tapi juga mewarisi budaya. Partonun bekerja demi kelangsungan warisan mahakarya nenek moyang, menjaga filosofi hidup orang Batak, serta kemahiran tradisional yang tidak semua orang dapat melakukannya. Karenanya Partonum Perempuan adalah penjaga budaya, dalam masa krisis apapun dia akan tetap bertenun," katanya.

Officer-in-Charge, UNESCO Jakarta, Hans Thusstrup mengatakan,  kerja keras dan pencapaian kaum perempuan tidak selalu mendapatkan perhatian yang layak mereka terima. Ketidakadilan ini terus berlanjut ke dunia politik, lembaga bisnis dan akademis, serta di bidang seni dan budaya.  \

"Di Indonesia dan seluruh dunia, banyak perempuan yang menjadi pemimpin dan penggerak berbagai kegiatan budaya di mana mereka menghasilkan banyak invasi dan pencapaian. Tenun tradisional adalah salah satu bidang di mana pengetahuan berharga diwariskan dari para ibu ke anak-anak perempuan mereka secara turun-temurun. Dan saat ini, sektor tenun tradisional ini bertahan berkat generasi perempuan muda Indonesia yang dinamis, yang memadukan kreativitas artistik dengan keterampilan bisnis.” ujarnya.

Country Head of Corporate Affairs, Citi Indonesia Puni A Anjungsari mengatakan, program Kita Muda Kreatif, merupakan sebuah program yang didedikasikan untuk Indonesia dan salah satu keistimewaan program ini adalah mengangkat prinsip keberagaman. Diantaranya keberagaman peserta, kultur dan budaya, serta upaya pelestarian situs warisan dunia. 

"Keberagaman merupakan kunci kekuatan dari Indonesia yang patut kita banggakan. Dalam rangka merayakan Hari Perempuan Internasional kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para wirausaha muda kreatif, dengan mengangkat para pengrajin penenun perempuan atas upayanya dalam melestarikan budaya bangsa dan tetap tangguh dalam masa sulit ini terutama untuk sektor pariwisata.” papar Puni. (RO/OL-7)

BERITA TERKAIT