Momen penting Kenduri Kebangsaan dimanfaatkan secara baik oleh pihak Sekolah Sukma Bangsa untuk menyerahkan sumbangan pemikiran tentang
manajemen konflik berbasis sekolah. Hasil pengalaman atau pengkajian dewan guru dan pelaku pendidikan di sekolah berkarakter tersebut diserahkan dalam bentuk rekomendasi.
Rekomendasi ini diserahkan oleh Direktur Eksekutif Pendidikan Ahmad Baedowi kepada Pemerintahan Pusat melalui Menteri Menteri Agama Fachrul Razi. Itu berlangsung di Sekolah Sukma Bangsa Bireuen, saat acara Kenduri Kebangsaan yang terselenggara berkat kerja sama Yayasan Sukma Bangsa bersama DPR RI dan DPD Dapil Aceh pada Sabtu (22/2).
Rekomendasi ini merupakan sumbangsih sekolah berkatakter yang lahir dari rahim rehab rekon Aceh pascatsunami dan konflik bersenjata berkepanjangan di provinsi paling barat Indonesia itu. Ini adalah kepedulian Yayasan Sukma Bangsa terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
Karena tiga Sekolah Sukma, yakni masing-masing di Kabupaten Pidie, Bireuen dan satu lagi di Lhokseumawe, memiliki pengalaman panjang cara mengelola persoalan negatif akibat imbas yang diderita anak-anak. Sekolah Sukma punya buku panduan, memiliki modul terkait pengelolaan managemen konflik berbasis sekolah.
"Kita punya pengalaman panjang bagaimana mengelola aspek-aspek akibat konflik yang diderita anak-anak," tutur Ahmad Baedowi, Sabtu (22/2).
Sekolah Sukma Bangsa juga sudah mendesiminasi gagasan itu ke seluruh Indonesia. Diharapkan rekomendasi pelatihan manajemen konflik dapat bermanfaat sebagaimana harapan dan ini merupakan sumbangan dari Aceh untuk Indonesia. (MR/OL-10)