15 April 2018, 04:20 WIB

Mengembalikan Harum Citarum


M Taufan SP Bustan | Foto

MI/M Taufan SP Bustan
 MI/M Taufan SP Bustan

SEBANYAK 35,5 ton kotoran manusia, 56 ton kotoran ternak, 20.462 ton sampah, dan 340 ribu ton limbah cair dibuang ke Citarum setiap harinya. Oleh karena itu, sungai terpanjang di Jawa Barat ini dinobatkan Bank Dunia sebagai yang terkotor di dunia.

Sungai dengan nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang penting ini, sejak 2007 menjadi salah satu sungai dengan cemaran tertinggi di muka bumi.

Padahal, kehidupan jutaan orang tergantung langsung dari ­sungai ini. Ada 500 pabrik berdiri di sekitar alirannya serta tiga waduk PLTA dibangun di alirannya yang sepanjang 300 kilometer (km).

Secara tradisional, hulu Citarum dianggap berawal dari ­lereng Gunung Wayang, di tenggara Kota Bandung, di wilayah Desa Cibeureum, Kertasari, Bandung, dan bermuara di ujung ­Karawang.

Di sini, penggundulan berlangsung pesat. Nyaris tak ada hutan lebat di sekitar tujuh mata air yang menyatu di Situ Cisanti.

Melalui Citarum Harum untuk Indonesia Emas 2045, yang ditetapkan Presiden RI Joko Widodo pada 1 Februari lalu, sebanyak 7.100 personel gabungan dilibatkan dalam program yang ditargetkan selesai 7 tahun tersebut. Mereka dibagi dalam 22 sektor, dari hulu hingga hilir, sepanjang hampir 300 km, dipimpin Pamen TNI berpangkat kolonel sebagai koordinator.

Selain menangani  sampah, para tentara ditugaskan kembali menghijaukan lahan kritis di sekitar Citarum. Berdasarkan data Kodam III Siliwangi, lahan kritis dan sangat kritis di cekungan Bandung, kurang lebih 80 ribu hektare, sedangkan di sektor 1 yang masuk wilayah hulu sebanyak 2.500 hektare.

Pemicunya, alih fungsi lahan oleh masyarakat secara sporadis. Hutan lindung dan perkebunan teh, sekarang menjadi per­kebunan sayur.

“Reforestasi Citarum membutuhkan 125 juta pohon, 25 juta ­tanaman keras, dan 100 juta tanaman perdu. Targetnya, kegiatan kami ini, pada 5 tahun kedepan bisa mengurangi banjir, dan seluruh target selesai dalam 7 tahun,” kata Komandan Sektor 1 Kolonel Inf Yanto di pusat pembibitan dan penanaman Desa Taruma Jaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Kamis (15/3).

Salah satu implementasi target besar itu, di sektor 6, sejumlah personel membersihkan sampah di seluruh anak dan cucu Citarum yang melintasi 11 desa.

Ada pula 200 personel bersiaga di sektor 6, mengedukasi ­masyarakat di kiri dan kanan Citarum, wilayah kerja mereka, 14 kilometer bantaran sungai. Kerja keras mereka mulai berbuah, warga kini tak lagi melempar sampah ke sungai, tetapi menye­rahkannya pada para prajurit yang menjemput. Citarum pasti akan resik dan harum kembali! (M-1)

BERITA TERKAIT