11 February 2018, 07:00 WIB

Ciliwung dan Sampah Kita


Ramdani | Foto

MI/Ramdani
 MI/Ramdani

BANJIR yang menggenangi Kampung Pulo, Jakarta Timur, sudah surut. Menyisakan sampah-sampah rumah tangga menumpuk di sepanjang jalan inspeksi Sungai Ciliwung. Bukan sampah yang terbawa arus sungai, melainkan sampah yang dibuang warga sekitar karena terkena air banjir sehingga dinilai tidak layak.

“Ini banjir besar setelah sekian lama, sudah dilebari, tanggulnya dibuat tinggi, air tetap bisa masuk ke rumah, dan meluap ke jalan,” ucap Cici, warga Kampung Pulo, sembari memilah barang rumah tangga yang masih layak pakai.

Banjir yang melanda kawasan itu memang tidak terelakan lagi. Pasalnya, curah hujan yang tinggi di Bogor, Jawa Barat, sejak Minggu (4/2) ditambah lagi tingkat hujan yang tinggi di Jakarta menambah parah kondisi itu. Padahal, segala ­upaya pencegahan dilakukan, seperti normalisasi sungai, pembuat­an tanggul, hingga penyediaan pompa penyedot air.

Berdasarkan laporan di situs resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada Senin(5/2) hingga Selasa (6/2), ribuan rumah dari 7.288 kepala keluarga atau 11450 jiwa di 20 kelurahan pada 12 kecamatan yang tersebar di ­Jakarta Timur, Jakarta Selatan, hingga Jakarta Barat terdampak luapan Sungai Ciliwung.

Begitu pun dengan yang terdampak, tidak memilah, anak ataupun orang tua. Bahkan, tak sedikit kerugian materiil. Mereka harus rela dan tak saling menyalahkan. Hanya satu yang diperlukan, tumbuhkan kesadaran akan lingkungan agar kejadian serupa tidak menyapa di keesokan hari. (M-4)

BERITA TERKAIT