14 January 2018, 00:01 WIB

Melewati Keterbatasan lewat Angkat Berat


Sumaryanto Bronto | Foto

MI/Sumaryanto Bronto
 MI/Sumaryanto Bronto

DI area belakang sebuah rumah di Siyono Kulon, Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Gunung Kidul, tampak orang-orang serius berlatih angkat berat dan angkat besi. Tidak sedikit dari mereka yang mengalami keterbatasan fisik, tetapi semangatnya tidak kalah dengan yang lain. Semangat dan kesetaraan itulah yang tampak ditularkan sang pelatih sekaligus penyandang disabilitas, Untung Subagyo.

Ia telah membuktikan diri sebagai atlet berprestasi dan kini menjadi pelatih bertangan dingin. Untung berhasil menorehkan nama sebagai juara tiga kejuaraan angkat berat Pekan Olahraga Penyandang Cacat Nasional (Porcanas) sekarang Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) di Kalimantan Timur. Pada 2012, Untung meraih emas dan memecahkan rekor angkat berat nasional di Peparnas Riau.

Saat ini penyandang disabilitas yang berlatih di halaman belakang rumahnya mencapai puluhan. Mereka datang dari berbagai daerah, yakni 6 orang dari Gunungkidul, 1 orang dari Prambanan, 1 orang dari Yogyakarta, sementara itu, atlet nonpenyandang disabilitas mencapai 24 orang yang dipersiapkan untuk event Porda DIY yang berlangsung dua tahunan. Kesemua atlet itu diperbolehkan berlatih tanpa dipungut biaya. Semua itu dilakukan Untung demi menunaikan janjinya. “Sudah menjadi janji saya, kalau sukses di olahraga ini akan membagi ilmu,” tutur Untung yang kini menjabat Ketua National Paralympic Committee (NPC) Gunungkidul itu. (M-3)

BERITA TERKAIT