Pedagang layang-layang di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur, mengaku mengalami peningkatan penjualan sejak awal Ramadan. Wahyu, salah satu penjaja layangan mengatakan, pada hari biasa, rata-rata omzet per hari sebesar Rp300 ribu. Memasuki bulan puasa, angka pendapatan harian melonjak menjadi Rp400 ribu.
"Biasanya sebelum Ramadhan, omzet penjualan Rp300 ribu per hari, namun saat bulan puasa naik," ujar Wahyu saat ditemui di kawasan BKT, Jakarta Timur, Selasa (28/3).
Kenaikan omzet itu, menurutnya, terjadi karena banyak masyarakat yang menunggu waktu berbuka puasa dengan bermain layang-layang, baik di lingkungan mereka maupun di BKT secara langsung.
Baca juga: Lima Tempat Seru Saat Nunggu Buka Puasa agar Lebih Menyenangkan
Harga layangan yang dijual Wahyu dan para pedagang lain bervariasi, mulai dari dari Rp1.000 hingga Rp1.500 per layangan.
Tidak hanya menjual layangan, Wahyu juga menjajakan benang. Harganya pun beragam mulai dari Rp2.000 sampai Rp80.000 per gulungan. Yang membedakan mereka adalah kualitas ketajaman.
Baca juga: Ada Layangan dari Mancanegara Lho di Museum Layang-Layang
"Kalau anak-anak biasanya beli yang harga Rp2.000. Untuk yang harga di atas Rp50.000 biasanya orang dewasa,” tuturnya.
Pedagang lainnya, Jali, mengaku menerima omzet yang lebih besar semenjak Ramadan tiba.
"Di bulan Ramadhan ini banyak warga yang bermain layangan sambal ngabuburit, menunggu waktu berbuka puasa," paparnya.
Menurut dia, warga yang bermain layangan di BKT tidak hanya berasal dari warga sekitar, tetapi ada juga yang berasal dari Mampang, Manggarai, Klender dan Bekasi. (Ant/Z-11)