PERSIAPAN keselamatan perjalanan menjadi hal yang tidak boleh diabaikan para calon pemudik. Apalagi musim mudik Lebaran 2023 diprediksi akan mengalami peningkatan arus lalu lintas.
Jasa Marga memprediksi akan ada peningkatan volume lalu lintas mudik sebesar 2,2 juta kendaraan, lebih tinggi 2,8% dari Lebaran tahun lalu. Puncak arus mudik yang diperkirakan terjadi pada satu hari menjelang lebaran (H-1) diprediksi meningkat 2,5% dibanding puncak arus mudik sebelumnya.
Persiapan keselamatan mudik yang sangat penting ialah terkait safety loading. Hal tersebut kerap dianggap remeh dan cenderung dilupakan oleh para pemudik Indonesia.
Baca juga : Puncak Arus Mudik Lebaran 2023 Diprediksi pada H-1 Idulfitri
Safety loading adalah praktik memuat barang ke dalam kendaraan secara aman dan nyaman.
Tujuannya adalah mengurangi risiko bahaya yang dapat terjadi dengan adanya tambahan muatan barang ke dalam kendaraan.
Baca juga : Menpan: Perubahan Cuti Bersama Lebaran 2023 belum Final
Untuk itu, Senior Instructor dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana membagikan delapan poin penting yang perlu diperhatikan oleh para calon pemudik saat memuat barang untuk mudik.
1. Pengenalan Kendaraan
Menurut Sony, banyak pemilik kendaraan kurang memperhatikan jenis kendaraannya dan memaksa untuk memuat barang secara berlebihan. Padahal, tidak semua kendaraan bisa mengakomodasi semua barang bawaan.
Walaupun barang dapat dimuat dalam kendaraan, katanya, tidak sepenuhnya berarti aman. Pasalnya belum tentu pemuatan tersebut memenuhi standar keselamatan.
"Selalu pastikan bahwa barang muatan yang dibawa tidak melebihi kapasitas beban maksimal kendaraan, karena kendaraan akan bekerja jauh lebih keras dengan adanya muatan tambahan tersebut," kata Sony dalam keterangan resmi, Selasa (28/3).
2. Gunakan Roofbox
Pemudik diimbau menghindari pemuatan barang di atas mobil. Jika memang harus memuat barang di atas mobil, manfaatkan penggunaan roofbox dengan pengaplikasian yang benar.
"Maksud dari aplikasi yang benar ini adalah memastikan roofbox tertutup rapat, dimensi dan berat barang yang dimasukkan sesuai dengan ukuran roofbox," jelasnya.
Selain itu, pengendara juga harus ingat bahwa penambahan penggunaan roofbox akan menambah dimensi ketinggian mobil. Akibatnya, mobil tidak bisa menggunakan jalanan dengan atap yang rendah.
3. Penempatan Barang
Sony mengatakan bahwa lokasi penempatan barang yang benar berada di dalam kabin kendaraan. Pemudik diimbau selalu memastikan muatan barang tidak overload dan overdimension.
"Jangan memaksakan untuk memasukkan barang yang melebihi dari dimensi kendaraan itu sendiri karena hal tersebut sangat berbahaya. Usahakan untuk selalu menempatkan muatan yang paling berat di bagian paling bawah dan yang paling ringan di bagian paling atas," ujarnya.
4. Lashing
Lashing atau mengikat barang bawaan juga merupakan salah satu hal yang penting saat berkendara membawa muatan. Gunanya untuk memastikan barang-barang bawaan tidak bergerak dan mengganggu pengendara.
Sony menyarankan muatan di dalam kabin kendaraan dapat menggunakan cargo net. Sementara itu, barang muatan yang diletakkan di bagian atas kendaraan (roofbox) harus menggunakan alat yang berstandar keamanan seperti strapper agar tidak terlepas pada saat kendaraan berjalan.
"Selalu pastikan alat yang digunakan memiliki standar keamanan karena jika barang muatan tersebut lepas akan membahayakan pengendara dan juga pengendara lainnya," katanya.
5. Faktor Bahaya
Saat membawa muatan barang, pengendara harus menyadari faktor-faktor bahaya tambahan eksternal. Faktor bahaya seperti angin kencang, jalanan berlubang, tikungan tajam, dan jalanan menanjak/menurun merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh sang pengendara. Apalagi ada tambahan muatan barang pada kendaraan.
Muatan tambahan akan membuat kendaraan bekerja dua kali lebih berat dari biasanya. Untuk itu, pengendara harus menyadari batas kemampuan dari kendaraan dan juga berkendara secara waspada.
6. Cara Berkendara
Pengendara juga perlu berkendara secara lebih hati-hati saat membawa muatan barang yang banyak. Hal itu disebabkan adanya beban tambahan yang menambah beban mobil.
Jika muatan barang tersebut tidak dimuat secara aman, maka muatan dapat bergerak ke mana-mana dan membahayakan penumpang serta pengendara.
Menurut Sony, pengendara perlu memastikan untuk tidak melakukan hard-braking (menginjak rem secara tiba-tiba) dan selalu menjaga jarak.
Saat di jalanan menurun, katanya, pastikan untuk menahan kecepatan agar tidak terlalu cepat dengan menggunakan engine brake.
"Lalu saat di jalanan menanjak, pastikan untuk menggunakan momentum gerakan kendaraan secara maksimal agar tidak gagal saat menanjak. Perhatikan pula saat menikung karena pusat gravitasi kendaraan akan berubah jika berisi muatan barang tambahan. Kendaraan dapat terguling lebih mudah jika menikung terlalu tajam," jelasnya.
7. Journey Management
Melakukan manajemen perjalanan dinilai sebagai kunci dari kenyamanan dan keamanan saat mudik. Para pemudik dapat bersepakat untuk memutuskan barang-barang apa saja yang akan dibawa pergi dan yang nanti akan dibawa kembali.
"Karena biasanya barang muatan yang dibawa kembali dari kampung halaman akan lebih banyak dari sebelumnya. Pastikan barang bawaan yang dibawa sudah disepakati dan tidak melebih dari kemampuan kendaraan yang digunakan," ujarnya.
8. Co-Driver
Sama halnya dengan perjalanan jauh lainnya, memiliki co-driver yang cocok merupakan salah satu hal yang penting. Kegunaan dari memiliki co-driver adalah dapat menjadi pengganti pengemudi, membantu navigasi, dan juga menemani pengendara sepanjang jalan.
"Pastikan pengendara dan co-driver memiliki visi dan misi yang sama. Akan lebih baik lagi jika memiliki chemistry yang cocok agar dapat membuat perjalanan menjadi jauh lebih menyenangkan," pungkasnya. (Z-4)