23 March 2023, 06:20 WIB

Rahasia Ketuhanan


Fal/H-1 | Ramadan

Dok. Laksana
 Dok. Laksana
   

PADA suatu hari, Khalifah Harun ar-Rasyid merenung tentang keberadaan Allah SWT. Dalam pikirannya, ia bertanya, "Sedang apakah Allah saat ini?"

Karena tidak menemukan jawaban, beliau mengundang seluruh ulama istana untuk mencari jawaban dari kegelisahannya itu.

Namun, dari semua ulama yang datang, tidak ada satu pun yang berani menjawabnya saat itu. "Aku beri waktu tiga hari kepada kalian untuk menjawabnya atau carikan orang yang bisa menjawabnya! Jika tidak, kalian semua akan kuhukum!" ucap Khalifah dengan nada keras.

Sepulangnya dari istana, para ulama berembuk tentang siapa yang bisa menjawabnya. Kemudian seseorang di antara mereka berkata, "Bagaimana jika kita minta tolong dengan Abu Nawas?"

Abu Nawas pada zamannya dikenal sebagai sosok religius dengan pikirannya yang cerdas, tetapi terkadang nyeleneh. Abu Nawas akhirnya menerima kunjungan para ulama. Keesokan harinya, ia dihadapkan kepada Khalifah di istana.

"Jadi, kamu yang bisa menjawab pertanyaanku?" tanya Khalifah.

Tanpa keder sedikit pun, Abu Nawas malah berkata, "Tidak ada pertanyaan sulit yang tidak dapat hamba pecahkan, Paduka."

Hasrat Khalifah langsung membuncah, ingin segera mengetahui jawaban atas pertanyaannya.

"Baiklah, jawab pertanyaannya. Sedang apakah Allah saat ini?"

"Ini merupakan rahasia ketuhanan, Paduka," ucap Abu Nawas.

"Kalaupun rahasia, beritahukan kepadaku!" pinta Khalifah tidak sabar.

"Begini, Tuanku. Sebenarnya para ulama sudah tahu jawabannya. Namun, syarat mengetahui rahasia ketuhanan ini sangat berat," kilah Abu Nawas.

Syarat yang diminta Abu Nawas ialah meminta sang Khalifah turun dari singgasananya dan digantikan olehnya yang duduk di singgasana raja. Dengan canggung, ia bertanya, "Benar Paduka ingin tahu Allah sedang apa saat ini?" tanyanya. Khalifah pun mengangguk.

Maka itu, Abu Nawas menjawab, "Allah, dengan kekuasaan-Nya itu, menjadikan Abu Nawas sebagai khalifah dan Harun ar-Rasyid sebagai rakyat biasa." Dijawab begitu, Khalifah Harun ar-Rasyid tertawa terpingkal-pingkal.

"Kamu lucu, Abu Nawas, tetapi kamu benar. Pengawal, ambilkan sekantong emas dari bendahara dan berikan kepada Abu Nawas."

Segera seorang pengawal melaksanakan perintah Khalifah. Abu Nawas pun turun dari singgasana. (Fal/H-1)

 

Sumber: Buku Abu Nawas Sufi dan Penyair Ulung yang Jenaka (2021), karangan Muhammad Ali Fakih.

BERITA TERKAIT