14 August 2023, 18:01 WIB

Pengamat: Golkar dan PAN Bergabung, Potensi Pemilih Prabowo Menguat


Media Indonesia | Politik dan Hukum

MI/Susanto
 MI/Susanto
Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Capres Prabowo Subianto (kedua kanan) bersama Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan.

PETA politik nasional semakin jelas setelah Golkar dan PAN bergabung dengan Gerindra dan PKB mendukung Prabowo Subianto.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden kemungkinan berlangsung dua putaran, dengan pendukung capres ketiga akan menjadi penentu pada putaran final.

“Sudah semakin nyata mengarah ke dua putaran,” kata Ali Nurdin, pengamat politik dari Universitas Mathla’ul Anwar Banten, melalui keterangan tertulisnya, Senin (14/8).

Baca juga: Resmi Didukung Golkar dan PAN, Prabowo: Kita Tim Jokowi

Berdasarkan beberapa hasil survei terakhir, saat ini belum ada satu pun calon presiden yang unggul secara signifikan.

Prabowo Subianto (Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN) dapat dikatakan sebagai kandidat terkuat dengan potensi dukungan sekitar 32% sampai 34%.

Namun, selisihnya dengan Ganjar Pranowo (PDIP, PPP, Perindo) masih terbilang tipis hanya sekitar 1%-2%.

Doktor Ilmu Politik dari Unpad Bandung ini menjelaskan peta politik saat ini sangat dinamis yang memungkinkan terjadinya perubahan di saat-saat terakhir.

Faktor dukungan dari Presiden Jokowi bisa menjadi pembeda atau pengubah permainan (game changer) dalam peta persaingan ketiga capres ini.

“Jangan lupa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi saat ini masih cukup tinggi di atas 70%."

"Jika mengikuti logika approval voting, calon yang didukung Presiden Jokowi kemungkinan mendapat dukungan suara lebih banyak,” jelas Direktur Strategy Consulting tersebut.

Baca juga: Denny JA: Golkar dan PAN Menambah Momentum Prabowo

Presiden Jokowi sebagai kader PDIP hadir saat deklarasi Ganjar sebagai calon presiden, tetapi belum pernah secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Ganjar.

Adapun, Prabowo yang belakangan sering terlihat bersama-sama dengan Presiden Jokowi semakin mengidentikkan diri sebagai penerus Jokowi.

“Ini salah satu kunci yang membuat dukungan terhadap Prabowo menguat dalam 2-3 bulan terakhir ini,” beber Ali Nurdin.

Faktor pembeda lain yang dapat mengubah peta politik adalah sikap PKB dan Demokrat.

Jika salah satu dari kedua partai ini mundur dari koalisi yang saat ini terbangun, misalnya karena ketidakcocokan dalam penentuan calon wakil presiden, peta politik kemungkinan akan kembali berubah. (RO/S-2)

BERITA TERKAIT