Di tengah keterkoyakan nilai-nilai moral bangsa, kebhinnekaan harus terus dirawat, dilestarikan, dan dijunjung tinggi sebagai prinsip moral hidup bersama secara setara dan harmonis.
Hal itu ditegaskan oleh pemikir kebhinnekaan Sukidi pada Kuliah Kebhinnekaan bertema Pancasila, Gotong Royong, dan Impian Indonesia Emas 2045 di hadapan dua ratusan karyawan Pupuk Kaltim, anak perusahaan, JVC dan Yayasan yang berlangsung di Kantor Pusat Pupuk Kaltim, Senin (12/6).
Sukidi mengajak seluruh masyarakat untuk menjiwai moto Bhinneka Tunggal Ika, agar seluruh komponen bangsa mampu membangun mozaik indah keberagaman dengan tali ikatan persatuan dan kesatuan. Indonesia harus selalu berdiri tegak di atas fondasi kemajemukan yang terdiri dari berbagai suku, ras, adat, dan agama.
Baca juga: Antisipasi Radikalisme, Kepala BPIP Minta Masyarakat Sinergi Bumikan Pancasila
"Kebinnekaan telah menjadi konsensus bangsa. Jika ada pihak-pihak yang berhasrat untuk merobek-robek consensus itu, sama saja menghancurkan konsensus kita sebagai bangsa yang berbhinneka," ujar Sukidi.
Tugas masyarakat, menurut Sukidi, adalah merawat warisan luhur yang telah diletakkan oleh para pendiri sebagai fondasi nilai kebajikan utama untuk memajukan Indonesia yang selalu tegak dan kokoh di atas falsafah kebhinekaan. Untuk itu, Sukidi mengingatkan bahwa kemajemukan hanya dapat berdiri tegak dengan tiga syarat utama, pertama harus selalu disertai dengan sikap dasar toleransi untuk menumbuhkan tenggang rasa, tepo seliro, dan saling menghargai kesetaraan antar sesama warga, tanpa adanya perbedaan mayoritas dan minoritas.
Baca juga: Syukuri Perjalanan Dua Dekade, Maarif Institute Luncurkan Buku tentang Kebhinekaan
“Republik ini didirikan untuk melindungi seluruh warga negara Indonesia,” tegas Sukidi.
Kedua, kebhinnekaan harus disertai etika untuk saling memberikan rasa hormat antarsesama warga secara setara. Pasalnya, setiap warga selalu memiliki harkat dan martabat kemanusiaan yang wajib dihormati tanpa batas.
Ketiga, kebhinnekaan hanya mungkin tegak jika setiap warga bergotong royong untuk membangun dan merayakan mozaik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
“Sebab kebhinnekaan menuntut sikap positif setiap warga untuk melibatkan diri secara aktif dalam mewujudkan persatuan dalam keragaman. Tiga syarat utama ini harus selalu menjadi pegangan utama dalam merawat dan membangun mozaik kebinekaan Indonesia yang indah," paparnya.
Sukidi mengajak keluarga besar Pupuk Kaltim untuk senantiasa membumikan Pancasila, dengan spirit gotong-royong yang menjadi inti Pancasila itu sendiri, untuk menyongsong 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
“Falsafah kebhinnekaan dan Pancasila menjadi bintang penuntun utama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” sambungnya.
Ia juga berpesan agar Pupuk Kaltim berdiri di garda terdepan untuk menjadi teladan dalam mewujudkan spirit persatuan. Semangat itu hendaknya terus dikedepankan oleh insan perusahaan, guna menjaga keutuhan Indonesia di tengah tantangan bangsa yang kompleks.
Adapun, Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta, menyambut positif sekaligus mengapresiasi kuliah kebhinnekaan oleh Sukidi.
Penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungan Pupuk Kaltim senantiasa, menurutnya, akan mampu mendorong peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan sikap saling dukung dan menghargai keragaman melalui slogan Unity in Diversity yang terus digaungkan dan dijiwai Pupuk Kaltim dalam membangun soliditas dan kolaborasi dengan semangat solidaritas yang tinggi.
"Kekompakan seluruh insan perusahaan menjadi modal utama Pupuk Kaltim menghadapi tantangan, sekaligus menangkap setiap peluang yang ada. Semangat solidaritas, toleransi dan saling menghargai menjadi landasan Pupuk Kaltim agar semakin besar dan kuat yang tertanam melalui jiwa korsa," ungkap Hanggara. (RO/Z-11)