PARTAI Gerindra akan berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait figur bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto. Namun, Prabowo dinilai berpotensi dicap lemah akibat langkah tersebut.
"Hal itu dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Gerindra, khususnya Prabowo. Kesan tegas terhadap Prabowo bisa jadi akan sirna. Prabowo bisa saja di persepsi sosok yang lemah," kata pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, saat dihubungi, Kamis (8/6).
Jamiluddin mengatakan langkah minta petunjuk ke Jokowi bisa berpengaruh terhadap pencapresan Prabowo. Masyarakat bisa saja menilai Prabowo bukan sosok yang mandiri dalam mengambil keputusan.
Baca juga: Jokowi Temui Prabowo di Sela-sela Kunjungan Kerja ke Malaysia
Masyarakat, kata dia, akan khawatir mengenai kemandirian Prabowo dalam mengambil keputusan bila kelak jadi presiden. Padahal, kemandirian presiden sangat diperlukan agar ia tidak terombang ambing dalam setiap mengambil keputusan.
"Sebab, hanya memutuskan cawapres saja harus berkonsultasi dengan presiden," ucap Jamiluddin.
Sebelumnya, Partai Gerindra akan berkonsultasi dengan Presiden Jokowi terkait figur bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto. Gerindra juga senang bila figur itu juga yang di-endorse Kepala Negara.
Baca juga: Gerindra Bakal Konsultasi Cawapres Prabowo ke Jokowi
"Ya lebih bagus dong kalau juga di-endorse oleh Pak Jokowi," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Jakarta, dikutip Kamis (8/6).
Menurut Habiburokhman, kapasitas Jokowi sebatas sahabat Gerindra dan Prabowo dalam komunikasi terkait bakal cawapres itu. Kepastian waktu pertemuan itu juga belum terungkap.
"Tepatnya kami berkomunikasi dengan Pak Jokowi sebagai salah satu sahabat kami sahabat Pak Prabowo, soal cawapres yang pas untuk Pak Prabowo siapa, apa Pak Erick Thohir atau nama nama lain kami terus berkomunikasi," ucap dia. (Z-1)