09 September 2022, 22:10 WIB

Kecelakaan Pesawat Bonanza Jadi Evaluasi Tata Kelola Alutsista


Tri Subarkah | Politik dan Hukum

Antara
 Antara
Prajurit TNI menghadiri prosesi pemakaman jenazah korban kecelakaan pesawat latih jenis G-36 Bonanza T-2503.

KECELAKAAN pesawat G-36 Bonanza T-2503 milik TNI Angkatan Laut di Selat Madura pada Rabu (7/9) lalu, harus dijadikan evaluasi bagi pemerintah dan TNI dalam kebijakan tata kelola alat utama sistem senjata (alutsista). 

Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut pembenahan itu menyangkut pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, maupun pengembangan kapasitas SDM, yang terlibat dalam pengelolaan.

"Sehingga, bisa menjadi pembelajaran dan insiden serupa dapat diantisipasi agar tidak terulang," ujarnya saat dihubungi, Jumat (9/9).

Fahmi mengingatkan bahwa hasil pembenahan menyeluruh itu tidak bisa dirasakan secara instan. Sebab, tata kelola alutsista bukan hanya soal belanja, namun juga mengenai logistik, perawatan, pemeliharaan dan personel.

Baca juga: Jenazah Pilot dan Kopilot Pesawat Bonanza TNI AL Dimakamkan Berdampingan

Dalam segi perawatan, dua aspek yang perlu diperhatikan adalah fisik mekanik dan sistem elektronik. Selain itu, pemeliharaan rutin dan berkala juga perlu dilakukan untuk memastikan kesiapan alat tempur maupun kompetensi personel agar tetap terjaga.

Menurutnya, pembangunan kekuatan pertahanan membutuhkan perencanaan yang komprehensif, berkelanjutan dan didasarkan pada skala prioritas yang jelas dan terukur. Serta, mengacu pada proyeksi bentuk maupun tingkat ancaman di masa mendatang.

Namun, dia juga memaklumi bahwa anggaran menjadi penghalang untuk membenahi sistem alutsista yang mumpuni. "Keterbatasan itu sangat mungkin berdampak pada upaya pemeliharaan, perawatan dan kesiapan tempur," imbuh Fahmi.

Pihaknya enggan berandai-andai ihwal penyebab jatuhnya pesawat, yang turut menewaskan pilot dan kopilotnya tersebut. Namun, dia mengingatkan faktor human error dan pemeliharaan tidak bisa dikesampingkan, meski pesawat itu relatif masih muda.

Baca juga: Antisipasi Kecelakaan Terulang, TNI AL Siap Lakukan Evaluasi

Untuk mengungkap penyebabnya, lanjut dia, dibutuhkan audit komprehensif terhadap beban kerja, riwayat gangguan, pemeliharaan dan perbaikan, juga terhadap kinerja anggaran.

Dua penerbang pesawat G-36 Bonanza T-2503 tersebut, yakni Kapten Laut (P) Judistira Eka Permady dan kopilot Letnan Satu Laut (P) Dendy Kresna Bhakti, baru bisa ditemukan pada Kamis (8/9) lalu pada kedalaman 14 meter.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengungkap, kedua jenazah masih dalam kondisi terlentang duduk di kursi dengan sabuk pengaman yang terikat. Yudho menghadiri secara langsung upacara pemakaman pilot dan kopilot pesawat tersebut di Taman Makam Bahagia TNI AL di Sidoarjo.(OL-11)

BERITA TERKAIT