04 June 2022, 14:25 WIB

43% Pemilih Belum Tahu Jadwal Pemilu 14 Februari 2024


 Sri Utami | Politik dan Hukum

MI/Dok.Pri
 MI/Dok.Pri
 Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah.

HASIL survei Indonesia Political Opinion (IPO) nasional pada Mei 2022 menunjukkan sebanyak 43% calon pemilih belum mengetahui jadwal perhelatan Pemilu dan Pilpres yang akan dihelat pada 14 Februari 2024.

"Jumlah tersebut terbilang sangat besar sehingga ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera direspon pemerintah dan penyelenggara pemilu," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, Sabtu (4/6).

Meski demikian 74% responden setuju jika Pemilu dan Pilpres diselenggarakan pada 14 Februari 2024. "Hanya 18% yang sangat tidak setuju, dan 8% yang tidak setuju"

Baca juga: Jelang RDP, KPU Siapkan Hasil Kajian Durasi Kampanye 75 dan 90 Hari

Berdasarkan hasil survei sumber informasi politik publik lebih banyak berasal media konvensional. Televisi mendapat penilaian tertinggi sebagai media paling banyak dijadikan sumber informasi politik.

Sebesar 36% publik menggantungkan sumber informasi politik dari televisi, sementara surat kabar hanya dijadikan referensi oleh 7% publik.

"Masyarakat yang masih menjadikan radio sebagai sumber informasi politik sebesar 11%, media sosial 23%, media pemberitaan online 13%, media luar ruang 2%, sementara 8% masih mengandalkan tokoh masyarakat sebagai sumber informasi," terangnya.

Kondisi tersebut membuktikan konsumen media konvensional masih cukup kuat. Karena media sosial dan online yang selama ini terkesan menguasai informasi tidak juga mendapatkan persepsi dominan.

“Konsumen media massa masih cukup banyak, bahkan masih yang paling dipercaya. Tiga besar televsisi yang paling banyak dijadikan rujukan adalah TV One, yakni sebesar 13.9%, disusul Metro TV 7.7%. dan MNC TV 4.3%,” ucapnya.

Media sosial dan online berhasil memberikan informasi yang cepat dan banyak, tetapi untuk memastikan kebenaran informasi publik masih menggantungkan pada media massa.

“Media massa dalam catatan IPO masih cukup diminati, terutama soal kepastian kebenaran informasi yang disampaikan, sehingga ini memicu konsumen media untuk tetap bertahan pada publikasi-publikasi media massa yang ada, bahkan Radio sekalipun terbukti masih lebih unggul dari surat kabar,” terang Dedi.

Survei dilaksanakan pada 23-28 Mei 2022 dengan teknik wawancara penelitian hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden dan sambungan telepon. (Sru/OL-09).

BERITA TERKAIT