11 February 2022, 20:25 WIB

Kadis Pendidikan Kota Bekasi Dicecar Tarif Jual-Beli Jabatan


Fachri Audhia Hafiez | Politik dan Hukum

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak.
 ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (tengah) mengenakan rompi tahanan KPK usai diperiksa di gedung KPK

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) menggali informasi terkait dugaan patokan uang yang mesti diberikan pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi supaya bisa dipromosikan. Wali Kota nonaktif Bekasi Rahmat Effendi diduga mematok besaran tertentu.

Keterangan itu dikonfirmasi melalui Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah. Dia diperiksa penyidik KPK sebagai saksi untuk tersangka Rahmat Effendi yang terjerat kasus dugaan korupsi.

"Dikonfirmasi antara lain terkait dengan dugaan adanya patokan standar pemberian sejumlah uang untuk mendapatkan rekomendasi dari tersangka, yang salah satunya adalah promosi menduduki jabatan tertentu di Pemkot Bekasi," kata pelaksana tugas (Plt) juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangan tertulis, hari ini.

Keterangan yang sama juga didalami kepada saksi lainnya. Mereka ialah staf bidang pendidikan SD pada Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Rudi dan Lurah Sepanjang Jaya Kota Bekasi, Junaedi.

KPK menetapkan Rahmat Effendi sebagai tersangka terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa serta lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi. Pria yang akrab disapa Pepen itu diduga memperoleh uang miliaran dari hasil intervensi proyek.

Baca juga: Golkar Kabupaten Tangerang Hidupkan Mesin Sosialisasikan Airlangga Capres 2024

Pada perkara ini, KPK menetapkan sembilan orang tersangka. Lima tersangka berstatus sebagai penerima, yakni Rahmat Effendi; Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan PTSP, M. Buyamin; Lurah Kati Sari, Mulyadi; Camat Jatisampurna, Wahyudin; dan Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertahanan Kota Bekasi, Jumhana Lutfi.

Mereka disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

Sementara itu, empat tersangka pemberi, yakni Direktur PT MAN Energindo, Ali Amril; pihak swasta, Lai Bui Min; Direktur Kota Bintang Rayatri, Suryadi; dan Camat Rawalumbu, Makhfud Saifudin.

Mereka disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 dan Pasal 12 huruf f serta Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. (OL-4)

BERITA TERKAIT