08 November 2021, 18:26 WIB

CSIS Sarankan TNI Lebih Berkiprah Secara Internasional


Dhika kusuma winata | Politik dan Hukum

Antara
 Antara
Calon Panglima TNI Andika Perkasa

PENELITI Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fitri Bintang Timur menilai TNI perlu meningkatkan peran dalam kancah internasional. Restrukturisasi internal berkaitan peran internasional itu juga dinilai bisa menjadi salah satu solusi meminimalisasi peran militer di ranah sipil.

"Restrukturisasi internal akan membuat TNI tidak sibuk di dalam negeri tapi juga berkiprah secara internasional. Itu menurut saya solusi yang dilakukan untuk membuat batasan keterlibatan TNI di ranah sipil," kata Fitri dalam diskusi daring, Senin (8/11).

Menurutnya, TNI memiliki peluang besar. untuk meningkatkan peran dalam kerja sama militer regional dan misi perdamaian dunia. Selama ini, ujarnya, pasukan perdamaian dari Indonesia memiliki citra positif lantaran tak ada cacat pelanggaran.

"Ini tantangan karena Indonesia negara yang dalam penyaluran misi perdamaian sama sekali belum pernah mendapatkan pelanggaran. Jadi satu negara yang mengirim misi perdamaian tidak pernah cacat dan tidak pernah dikritik, justru dianggap aktif, proaktif, dan memiliki inovasi yang baik," ucapnya.

Baca juga: Penempatan Militer di Ranah Sipil Dinilai Perlu Evaluasi

Penempatan militer di ranah atau lembaga sipil menjadi salah satu persoalan yang banyak disorot. Hal itu ditengarai lantaran banyaknya perwira tinggi yang tidak memiliki tempat.

Kajian CSIS pada 2019 mencatat sekitar 500 perwira tinggi dan 50 jenderal berstatus nonjob atau tidak memiliki jabatan. Sebab itu, inovasi untuk pembentukan pos jabatan struktural baru di tubuh TNI juga dianggap perlu untuk meminimalisasinya.

Menurut Fitri, sejauh ini banyak MoU TNI dengan lembaga sipil yang tugasnya kurang relevan. Menurutnya, MoU-MoU itu perlu dievaluasi agar TNI bisa fokus pada tugas pokok mempertahankan kedaulatan.

"Kita lihat MoU di ranah sipil di mana TNI diperbantukan dalam penyuluhan KB dan hal-hal yang kurang relevan bagi tugas pokok TNI. Itu bisa diminimalisasi sehingga bisa fokus untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia," ujarnya. (P-5)

BERITA TERKAIT