18 February 2020, 07:50 WIB

Warga Menyambut dengan Antusias


Amiruddin Abdullah | Politik dan Hukum

MI/Andry Widyanto
 MI/Andry Widyanto
(ka-ki) Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baedowi, Steering Committee ­Kenduri Kebangsaan T. Taufiqulhadi, dan Ketua Forbes M. Nasir.

WARGA dan pelajar menyambut baik acara Kenduri ­Kebangsaan yang akan dilakukan di Bireuen, Aceh.

Ada tiga tujuan utama kegiatan itu. Pertama, membangun kembali semangat keacehan, keislaman, dan keindonesiaan. Kedua, ­ingin mempersatukan seluruh elemen masyarakat Aceh. Ketiga, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait keacehan sebagai suatu warna dan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dikembangkan.

Ghina Zuhairi, siswi kelas 11 SMA Sukma Bangsa Pidie, menyambut gembira ide atau gagasan Kenduri Kebangsaan. Apalagi kegiatan itu merupakan media silaturahim tokoh Aceh dari berbagai kalangan.

“Kesempatan emas ini perlu dijadikan tonggak untuk ­kemajuan pendidikan di Bumi Serambi Mekah. Baik itu pendidikan formal maupun  nonformal, seperti sekolah dan pesantren. Harapannya ke depan bisa menghasilkan sebuah kesimpulan terkait sistem serta mutu pendidikan di Aceh,’’ ujarnya.

Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baedowi ­mengatakan Kenduri Kebangsaan sengaja mengambil tempat di Bireuen sebab daerah itu pernah menjadi ibu kota pemerintahan RI saat kondisi darurat pascakemerdekaan.

“Walaupun hanya dua hari saja atau 48 jam,” katanya.

Alasan lainnya, Bireuen merupakan kota pendidikan tertua di Aceh. Sekolah Sukma Bangsa (SSB) juga menempatkan Bireuen sebagai tempat pertama pembangunan sekolah. Saat ini SSB memiliki tiga sekolah, yakni di Bireuen, Pidie, dan Lhokseumawe.

Steering Committee ­Kenduri Kebangsaan Teuku ­Taufiqulhadi pun memastikan Presiden Joko Widodo dan 11 menteri Kabinet Indonesia Maju akan menghadiri kegiatan yang digelar Yayasan Sukma dan Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR RI dan DPD RI Asal Aceh di Bireuen, Aceh, pada 22 Februari.

Ketua Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR RI dan DPD RI Asal Aceh, M Nasir ­Djamil, menjelaskan kegiatan masyarakat yang paling menonjol di Aceh ialah ­kenduri. Kenduri di Aceh biasanya melibatkan seluruh strata sosial. “Ini bagian konsolidasi kebangsaan dan sekaligus mengingatkan masyarakat Aceh terkait pentingnya persatuan. Ini tidak terlepas dari peran tokoh Aceh, Surya Paloh. ­Mudah-mudahan Ken­duri Kebangsaan bisa merekatkan nilai-nilai persatuan.”

Dengan kenduri ini diharapkan masyarakat yang sempat terbelah menjadi dua saat Pilpres 2019 bisa disatukan kembali dalam Indonesia yang bersatu. (MR/P-1)      

BERITA TERKAIT