07 September 2023, 22:16 WIB

ISF 2023 Gelar Diskusi Bertajuk 'Mempercepat Kendaraan Energi Baru untuk Mengubah Industri Otomotif'


Media Indonesia | Otomotif

MI/NURTJAHYADI
 MI/NURTJAHYADI
 

INDONESIA Sustainability Forum (ISF) 2023 merupakan forum pertama di Indonesia yang berskala internasional dan diselenggarakan oleh entitas pemerintah negara. Acara ini diharapkan akan menjadi event tahunan yang bisa menjadikan Indonesia sebagai negara superpower untuk agenda keberlanjutan.

Indonesia Sustainability Forum menyediakan sarana untuk mendiskusikan terobosan-terobosan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, serta memetakan kolaborasi dan kemitraan dalam mempercepat transisi menuju ekonomi hijau.

Saat ini dunia sedang menghadapi risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dampak buruk yang tidak dapat diperbaiki akibat tingginya tingkat emisi gas rumah kaca. Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi pusat global dalam menyelesaikan krisis iklim dan menyediakan platform untuk melaksanakan solusi konkret.

Oleh karena itu, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 yangh diadakan di Park Hyatt Jakarta pada 7-8 September 2023. ISF 2023 merupakan forum pertama di Indonesia berskala internasional dan diselenggarakan oleh entitas pemerintah negara yang dihadiri oleh para pelaku usaha, stakeholder, pemerintahan, lembaga internasional hingga lembaga pemikir.

Forum ini membahas dan mengajak seluruh kalangan untuk memiliki pola pikir yang berkelanjutan dalam segala aktivitas demi menjaga dan menciptakan lingkungan yang lebih baik. Salah satu topik hangat yang diangkat di ISF 2023 adalah 'Accelerating the New Energy Vehicle to Transform the Automotive Industry'. 

Diskusi kali ini menghadirkan lima pembicara, yaitu Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Eko S A Cahyanto, CEO Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho, President of Wuling Indonesia Yan Kaili, COO Hyundai Motor Indonesia Fransiscus Soerjopranoto, dan President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto.

Dalam sambutannya, Eko S A Cahyanto menyampaikan bahwa pemerintah bersemangat untuk mendorong industri kendaraan listrik di Indonesia. "Kementerian Perindustrian telah membuat road map untuk pengembangan baterai kendaraan listrik. Salah satu hal yang ingin dicapai pada 2030 mendatang nantinya: kendaraan listrik akan memiliki efisiensi tinggi dan memiliki lokal konten sekitar 80%," papar Eko.

Untuk mencapai setinggi mungkin Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kendaraan listrik, Indonesia harus menangani sendiri pembuatan baterai kendaraan listrik. Saat ini Indonesia Battery Corporation (IBC) menjadi perusahaan yang ditunjuk untuk mambuat baterai tersebut. IBC sendiri merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang Battery Electric Vehicle (BEV) dan Electric Vehicle (EV).

CEO Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho menyampaikan, bahwa kita mampu mengolah baterai kendaraan listrik mulai dari hulu ke hilir yang menggunakan bahan baku nikel. Untuk merealisasikan harapan tersebut tentu membutuhkan investasi yang besar. "Ini adalah sesuatu yang sangat strategis bagi Indonesia untuk memiliki produksi baterai kendaraan listrik dari dalam negeri dalam beberapa tahun ke depan," ungkapnya.

Sementara itu, dari sisi pelaku industri otomotif, Hyundai, Wuling dan Toyota menyatakan siap dan mendukung program pemerintah terhadap percepatan kendaraan listrik di Indonesia.

Menurut COO Hyundai Motor Indonesia Fransiscus Soerjopranoto, ada tiga cara untuk mendukung program tersebut. "Yang pertama adalah melakukan investasi untuk membuat kendaraan listrik secara lokal di Indonesia, Yang kedua, berinvestasi untuk memproduksi sendiri baterai kendaraan listrik secara lokal, dan yang terakhir adalah dengan mengembangkan charging station."

Yang pertama, Hyundai telah melakukan produksi kendaraan listrik secara lokal dengan IONIQ 5. Sementara yang kedua menurut Fransiscus, dengan melakukan kolaborasi dengan LG dan IBC untuk memasok baterainya. Untuk yang ketiga, Hyundai telah berkontribusi kepada publik dengan mendirikan lebih dari 200 charging station Hyundai.

Langkah serupa telah dilakukan oleh Wuling dengan memproduksi sendiri kendaraan listrik (Air ev), bahkan baru-baru ini telah berhasil terjual sebanyak 10.000 sejak diluncurkan tahun lalu. "Di Indonesia kami sudah menjual 10.000 unit Air EV dan kami melihat produk ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari," ujar President of Wuling Indonesia Yan Kaili.

Selain dapat mengurangi emisi karbon, menurut President Director TMMIN Nandi Julyanto, kendaraan dengan energi baru sangat diperlukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

"Jika kita bisa mendapatkan peningkatan dalam penggunaan kendaraan dengan energi terbarukan, artinya kita bisa memberikan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dalam hal pengurangan emisi karbon. Itulah kenapa kami memperkenalkan bukan hanya kendaraan listrik, tetapi kendaraan hybrid dan juga plug-in hybrid." jelas Nandi.

Nandi juga menjelaskan bahwa saat ini yang akan Toyota lakukan adalah, bagaimana semua orang bisa berpartisipasi dalam hal memerangi emisi karbon. Ia menambahkan bahwa sejak diproduksi tahun lalu Kijang Innova Zenix Hybrid sudah mencapai 20.000 unit. Setelah meluncurkan Yaris Cross Hybrid tahun ini, Toyota juga berencana untuk memperluas lini kendaraan hybrid-nya ke model-model lain.

"Dimulai dari Kijang Innova (Zenix Hybrid), kemudian B-SUV (Yaris Cross), ya nanti kita model-model yang 'mobil sejuta umat' itulah yang akan kita lakukan. Kita kan inginnya semakin banyak orang berperan," ujar Nandi tanpa menyebutkan dengan jelas model kendaraan yang dimaksud. (S-3)

BERITA TERKAIT