STRATEGI pembangunan dan transformasi kesehatan adalah kemampuan suatu bangsa menghadapi problematika sebagai suatu varian dinamik yang berubah, dan kondisi yang tidak terlepas dari perjalanan historis, patriotisme, dan spirit bela negara untuk menjembatani realitas kesehatan di masyarakat dalam satu tautan kapabilitas mental bangsa yang kuat, terstruktur, dan menggerakkan partisipasi masyarakat.
Perkembangan global kesehatan dunia sebagai daya saing antarbangsa dan konflik kepentingan, menuntut setiap negara menjaga potensi sumber daya-nya sebagai kekuatan untuk menggerakkan energi kebangsaan dan spirit nasionalisme yang menggelegar di setiap titik-titik pelosok kepulauan, melalui akseptabilitas dan partisipasi denyut nadi dokter-dokter pengabdi relawan kesehatan yang berjuang tanpa pamrih.
Baca juga: IDI Serukan Kampanye Dokter untuk Rakyat dalam HBDI ke-115
Pengabdian dokter Indonesia yang kadang ‘senyap’ adalah gerakkan nasionalisme yang mengakar sejak kemerdekaan dengan terbentuknya IDI, untuk mengisi sumbu-sumbu kualitas kesehatan di masyarakat, dan mengawal lahirnya generasi demi generasi yang sehat dan cerdas, menuju bangsa yang berdaulat dalam kemandirian kesehatan.
IDI dan the stability idea of change
Transformasi kesehatan tidak semata kebijakan dan program Kementerian Kesehatan. Transformasi kesehatan hakekatnya adalah daya juang dan ketahanan bangsa bak dua sisi gelang di kedua lengan yang berjalan seiring.
Gelang tersebut mengikat lengan dengan kuat, seolah menggenggam kepalan tangan, memberikan tanda kami berjuang bersama dan terpadu, tidak terpisah satu dengan jari lainnya.
Baca juga: Penyusunan RUU Kesehatan Dinilai Terburu-Buru
IDI adalah salah satu kepalan tangan yang tangguh, bersama dengan Organisasi Profesi lainnya menggerakkan transformasi kesehatan sebagai proses membangun tali erat kebangsaan, jejak sejarah perjalanan waktu ke depan, diuji oleh spirit bela negara, pembangunan kesehatan yang menapak bumi nusantara, tanpa sekat dan batas.
Sejak dicanangkannya IDI Reborn, gerakkan partisipatif pengabdian masyarakat di penjuru Nusantara menjangkau sudut-sudut pelosok bangsa melalui Bakti Kesehatan sebagai turning point IDI menjejak dan peduli problematika kesehatan di masyarakat, dan hadir untuk itu.
Sepanjang 2022, IDI telah melaksanakan beragam bakti kesehatan daerah terisolir yang melingkupi pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan kesehatan lingkungan berupa pengadaan air bersih.
Kemitraan IDI dan Kementerian Kesehatan dalam pemberdayaan kesehatan menumbuh energi ketahanan bangsa terdayaguna sebagai kekuatan intensifikasi dan pemerataan kesehatan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat merupakan mekanisme alamiah melalui perubahan kultural mengadaptasinya potensi-potensi partisipasi kesehatan setiap daerah/desa menuju soliditas dan tanggung jawab komunitas.
Potensi ini akan bergerak dinamis solidaritas yang menyentuh akar kebutuhan masyarakat, dengan salah satunya peran posyandu sebagai wadah dan wahana untuk hidup produktif dan sehat mewujud sebagai gerakkan masyarakat (Germas) yang membumi dan menyatu dalam spirit nasionalisme, dan kedaulatan bangsa sebagai jembatan nilai (value) kematangan sumber daya membangun jaring-jaring pelayanan nusantara sehat sebagai nilai “to do more”, suatu kompetensi yang berkemampuan membangkitkan masyarakat menyerap spirit dan kultur kesehatan bangsa sebagai kekuatan partisipasi dan kemandirian
Paradigma transformasi kesehatan saat ini adalah menuju peradaban Indonesia satu sehat berdimensi ketahanan nasional. Ketahanan nasional adalah konsep yang berkembang dari paradigma realitas politik, sosial dan ekonomi bangsa. Paradigma tersebut mencakup suatu himpunan pengetahuan, jawaban pertanyaan dan metode untuk mencapai hasil. Kesehatan dan Ketahanan Nasional merupakan busur panah potensi kekuatan tentang realitas yang dimiliki, untuk kelangsungan hidup bangsa menghadapi berbagai hambatan, gangguan, dan ancaman, baik dari dalam maupun dari luar.
Kesehatan dan Ketahanan Nasional sebagai kondisi dinamis bangsa, dan IDI lembaga profesi yang berada dalam pendulum keseimbangan untuk memelihara keteraturan, stabilitas dan potensi untuk terjadinya perubahan (the stability Idea of changes).
Pendulum multivisi transformasi kesehatan
IDI sebagai pengawal dan pendulum transformasi kesehatan adalah membentuk karakter dokter yang berkemampuan memelihara ketahanan individu, ketahanan keluarga, dan ketahanan masyarakat sebagai variabel integratif yang saling bertaut.
Ketahanan individu diantaranya kecerdasan dan kemampuan akademik, self-efficacy dan penguasaan, harga diri, otonomi dan locus of control internal, kompetensi sosial, kapasitas untuk pemecahan masalah, perencanaan dan pandangan ke depan, dan kemampuan untuk membangun, memelihara, menata, mengelaborasi dan mengakses jaringan secara berkesinambungan dengan keuletan dan ketangguhan tercapainya kebutuhan dasar akan kesehatan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Peran IDI sebagai pendulum pembangunan kesehatan adalah berperan dalam ekosistem kesehatan bangsa, sebagai landscape yang tumbuh, berkembang dan senantiasa hadir di tengah masyarakat.
Dokter Indonesia dengan rentang pengabdian yang luas menguak sebagai elemen pergerakan bangsa menghadapi pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat terutama generasi milenial, sebagai potensi produktivitas bangsa untuk mendukung akselerasi dan kemandirian kesehatan, namun disisi lain kompleksitas teknologi digital memberikan kemudahan sekaligus tantangan untuk menghadapi akumulasi global kesehatan.
Dokter Indonesia sebagai agen transformasi terlibat secara utuh di tengah masyarakat menghadapi perkembangan penyakit berdimensi sistematis sosial, yaitu divergensi penyakit infeksi (Pandemi - Endemi), keganasan, autoimun, penyakit komunitas (gizi dan dinamik host) yang mendera masyarakat (grassroot), berdampak kepada kebijakan dan manajemen untuk mendukung efikasi dan efektivitas pelayanan terkait dengan meningkatnya pembiayaan kesehatan.
IDI hadir dan menjejak masyarakat berpartisipasi mengisi ekosistem kesehatan untuk mengurai transformasi kesehatan berdimensi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, yaitu memetakan secara objektif problematika kesehatan saat ini terhadap munculnya riak-riak potensi kejadian luar biasa (KLB) di tingkat daerah seperti gizi buruk (stunting) dan penyebaran penyakit kuku dan mulut.
Terhadap permasalahan kesehatan berbasis sumber daya, memberikan peran solutif dan sintesis terhadap penguatan fasilitas dan kualitas pelayanan, distribusi dokter, fungsionalisasi puskesmas sebagai mata rantai promotif dan preventif dan terpenuhinya jaminan kesehatan jaminan kesehatan dan tercapainya sistem rujukan balik.
Peran jangka panjang dokter Indonesia menjadi agen protektif terjaganya kualitas kesehatan menghadapi gelombang akumulasi dampak kesehatan global dengan menguatkan kultur kesehatan lokal dengan implementasi terukur sebagi upaya kesehatan masyarakat berkelanjutan.
Bergeraknya pendulum kesehatan bangsa yang diinisiasi IDI, didukung kesadaran nasionalisme akan mewujudkan multivisi peradaban hidup sehat, bahwa kemandirian, ekosistem dan kedaulatan kesehatan bangsa adalah patok yang ditanam kuat, dan kita mampu untuk itu.